Serangan Udara Israel Hancurkan Bangunan Era Ottoman Dekat Kuil Baalbek

JAKARTA - Serangan udara Israel menghancurkan bangunan era Ottoman yang terletak sangat dekat dari kuil Baalbek yang terdaftar di UNESCO di Lebanon timur.

Tumpukan batu abu-abu dan logam bengkok tergeletak pada Kamis, 7 November, di samping bus yang terbakar, hanya beberapa puluh meter dari Situs Warisan Dunia.

Militer Israel telah memerintahkan penduduk seluruh kota untuk meninggalkan Baalbek, di Lembah Bekaa timur Lebanon, salah satu kompleks kuil Yunani-Romawi dan Fenisia terbesar dan paling terpelihara di Levant.

Kota di sekitarnya telah berulang kali diserang oleh Israel yang menyebut para pemimpin gerakan Syiah Hizbullah yang didukung Iran berlindung di sana.

Gubernur Bachir Khodr mengatakan kepada Reuters, bangunan yang hancur di lingkungan bersejarah Manshiyeh tepat di luar situs kuil kuno itu sangat berharga karena berasal dari era Ottoman.

“Ini adalah lingkungan yang sangat artisanal, biasanya penuh dengan wisatawan. Tidak ada seorang pun di bangunan itu,” katanya.

Tidak ada kerusakan yang terlihat pada kompleks situs tersebut, namun masih terlalu dini untuk menyimpulkan.

“Penjaga situs secara visual memastikan tidak ada kerusakan namun kami membutuhkan para ahli – insinyur dan arkeolog – untuk datang melihat. Belum ada yang bisa melakukan hal tersebut karena serangan tersebut,” kata Khodr.

Maya Halabi dari Festival Internasional Baalbek mengatakan total tiga situs era Ottoman kini rusak akibat serangan Israel dalam beberapa pekan terakhir, termasuk Barak Gouroud, Hotel Palmyra, dan rumah yang dihancurkan pada Rabu, 6 November.

“Acropolis – tempat kuil-kuil berada – hanya berjarak beberapa meter. Kuil-kuil tersebut belum rusak dan kami berharap hal itu tidak terjadi,” kata Halabi kepada Reuters.

Israel melancarkan serangan darat dan operasi militer udara besar-besaran terhadap Hizbullah pada akhir September setelah setahun baku tembak melintasi perbatasan bersamaan dengan perang Gaza.