Bicara dengan Donald Trump, Presiden Zelensky: Kepemimpinan AS yang Kuat Penting Bagi Dunia

JAKARTA - Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan pada Hari Rabu, Ia berbicara dengan presiden terpilih Amerika Serikat Donald Trump dan memberinya selamat setelah memenangi Pemilu Negeri Paman Sam.

Trump yang berpasangan dengan JD Vance dan diusung Partai Republik, berhasil mengungguli pesaingnya dari Partai Demokrat, petahana wakil presiden Kamala Harris dan pasangannya Tim Walz dalam pemungutan suara Hari Selasa.

"Kami sepakat untuk menjaga dialog yang erat dan memajukan kerja sama kami. Kepemimpinan AS yang kuat dan teguh sangat penting bagi dunia dan untuk perdamaian yang adil," tulus Presiden Zelensky dalam unggahan di X, melansir Reuters 7 November.

Mengutip The Kyiv Independent, kedua tokoh tidak memberikan rincian tambahan tentang panggilan tersebut.

Trump diketahui terus-menerus mengkritik Presiden Ukraina tersebut selama masa kampanye. Ia sebelumnya menyalahkan Presiden Zelensky dan petahana Presiden AS Joe Biden atas invasi Rusia ke Ukraina tanpa menyebut Putin, dan menyebut Presiden Zelensky sebagai "penjual" karena mengamankan apa yang dianggap Trump sebagai terlalu banyak bantuan militer.

Sebelumnya, Presiden Zelensky dalam ucapan selamat di media sosial segera setelah hasil pemilihan, menyuarakan harapan untuk "dukungan bipartisan yang kuat untuk Ukraina di Amerika Serikat."

Dalam pidato malamnya, Presiden Volodymyr Zelensky menegaskan kembali penghargaannya atas dukungan kuat Amerika Serikat terhadap Ukraina selama perang skala penuh, berharap Presiden terpilih Donald Trump untuk menjaga hubungan yang kuat dengan negara yang tengah berjuang itu.

"Dalam hal pertahanan, ekonomi, dan masa depan setelah perang – kita memiliki potensi untuk kerja sama yang lebih kuat," kata Presiden Zelensky.

"Inilah yang akan membuat Ukraina, Amerika, dan seluruh dunia bebas menjadi lebih sukses," tandasnya.

Terlepas dari ketegangan di masa lalu, Zelensky telah berupaya memperbaiki hubungan, mengunjungi Trump di New York September lalu, selama kampanye untuk berbagi rencana kemenangan lima poin Ukraina dengan kandidat dari Partai Republik.

Selama pertemuan itu, Ia mengundang Trump untuk mengunjungi Ukraina, dan Trump menerima undangan itu — meskipun kunjungan semacam itu belum terjadi.