BI Ungkap Kebijakan di 2025 Tetap Jaga Stabilitas dan Pertumbuhan Ekonomi
JAKARTA - Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo ungkapkan kebijakan moneter di tahun 2025 akan sejalan dengan upaya pemerintah yaitu tetap menjaga stabilitas dan pertumbuhan ekonomi.
"Arah kebijakan Bank Indonesia tahun 2025 yang tadi kami sampaikan untuk menjaga stabilitas dan mendukung pertumbuhan ekonomi. Di mana tahun 2025 kebijakan monitor kami masih tetap akan balance untuk mendukung stabilitas, pro-stability, dan pro-growth. Balance antara keduanya," ujarnya dalam Rapat Kerja Komisi XI DPR RI, Rabu, 6 November.
Selain itu, Perry menjelaskan untuk kebijakan makro dan sistem pembayaran akan tetap pro-growth. Serta akan terus memastikan inflasi tepat sesuai sasaran 1,5 persen hingga 3,5 persen sehingga terdapat peluang terbuka untuk penurunan suku bunga.
"Kami juga akan terus melakukan stabilisasi ini di tukar dengan intervensi dan memperkuat strategi operasi monitor pro-market sekaligus untuk pendalaman pasar uang pasal valas sesuai dengan blueprint pendalaman pasar uang yang kami akan perbarui ke 2030," jelasnya.
Selain itu, Perry menyampaikan akan tetap berkordinasi dengan pemerintah khususnya dalam kebijakan fiskal dan moneter untuk mendukung sektor riil.
"Kebijakan insentif likuiditas makro riset kami akan terus arahkan untuk mendorong kredit dan pembiayaan ke sektor-sektor prioritas yang kami mulai tahun depan akan ke sektor-sektor yang lebih menyerap lapangan kerja yang tinggi," tuturnya.
Sementara itu, Perry menyampaikan untuk bidang sistem pembayaran pihaknya menaikan target jumlah pengguna QRIS menjadi 50 juta dan merchant menjadi 40 juta dengan target volume transaksi mencapai 5,5 miliar pada tahun 2025.
Baca juga:
"QRIS, tentu saja targetnya akan kami naikkan menjadi 50 juta pengguna dan 40 juta merchant, volume transaksinya 5,5 miliar," ujarnya.
Perry berharap volume transaksi digital pembayaran akan naik 25 persen serta memastikan bahwa layanan keuangan yang lebih inklusif di seluruh wilayah NKRI, termasuk daerah terluar, terpencil, dan tertinggal (3T).
"Asumsi makro, arah kebijakan, indikator kinerja utama, dan rencana arah Bauran kebijakan Bank Indonesia 2025 tentu saja berimplikasi kepada rencana anggaran tahunan Bank Indonesia tahun 2025 yang kami sampaikan di sini," jelasnya.