Presiden Ukraina Zelensky Sebut Bentrokan dengan Pasukan Korut Membuka Lembaran Baru Ketidakstabilan Dunia

JAKARTA - Presiden Volodymyr Zelensky mengatakan pada Hari Selasa, pertempuran pertama antara militer Ukraina dan pasukan Korea Utara "membuka lembaran baru ketidakstabilan di dunia" setelah menteri pertahanannya mengatakan "pertempuran kecil" telah terjadi.

Menteri Pertahanan Ukraina Rustem Umerov mengonfirmasi, dalam wawancara dengan televisi Korea Selatan, pertempuran pertama telah terjadi dengan pasukan Korea Utara, sebuah eskalasi nyata dalam konflik yang dimulai ketika Rusia menginvasi Ukraina pada tahun 2022.

Presiden Zelensky dalam pidato video malam harinya berterima kasih kepada mereka di dunia yang, katanya, telah bereaksi terhadap pengiriman pasukan Korea Utara ke Rusia bulan lalu "tidak hanya dengan kata-kata tetapi yang sedang mempersiapkan tindakan untuk mendukung pertahanan kita.

"Pertempuran pertama dengan tentara Korea Utara membuka lembaran baru ketidakstabilan di dunia," katanya, melansir Reuters 6 November.

Ia mengatakan, Ukraina, yang bertindak bersama seluruh dunia, harus "melakukan segalanya agar langkah Rusia untuk memperluas perang dengan eskalasi nyata ini gagal."

Menhan Umerov mengatakan kepada televisi KBS Korea Selatan dalam sebuah wawancara yang disiarkan pada Hari Selasa, telah terjadi "pertempuran kecil" dengan pasukan Korea Utara.

"Ya, saya pikir begitu. Itu adalah (sebuah) pertempuran," kata Umerov dalam bahasa Inggris, ketika ditanya apakah bentrokan telah terjadi.

Laporan tersebut, dengan kutipan dari wawancara tersebut, mengutip pernyataan Umerov bahwa pertempuran tersebut kecil dan belum sistematis dalam hal memobilisasi tentara.

Sebelumnya, Kementerian Pertahanan Korea Selatan mengatakan pada Hari Selasa, lebih dari 10.000 tentara Korea Utara telah tiba di Rusia, dengan "jumlah yang signifikan" di daerah garis depan, termasuk wilayah Kursk, tempat pasukan Ukraina melancarkan serangan pada Bulan Agustus.

Presiden Zelensky mengutip sumber intelijen yang mengatakan pada Hari Senin, sekitar 11.000 tentara Korea Utara berada di Rusia. Pentagon mengatakan sedikitnya 10.000 tentara Korea Utara berada di Kursk, tetapi tidak dapat menguatkan dugaan mereka telah terlibat dalam pertempuran.

Laporan KBS mengatakan Umerov memberi tahu pewawancara, identifikasi dan prosedur lainnya akan memakan waktu karena militer Rusia berusaha menyamarkan tentara Korea Utara sebagai Buryat, kelompok etnis Mongolia dari wilayah Siberia.

Umerov mengatakan dia memperkirakan peningkatan tajam dalam jumlah pasukan Korea Utara yang dikerahkan.

"(Ada) kontak yang sudah ada, tetapi setelah beberapa minggu, kami akan melihat jumlah yang lebih signifikan dan setelah itu, kami akan meninjau dan menganalisisnya," katanya.

Perkiraan pasukan Korea Utara akan menjalani pelatihan selama sebulan, katanya, tampaknya telah dipersingkat menjadi satu atau dua minggu untuk memungkinkan pengerahan yang lebih cepat ke medan perang.

Terpisah, Rusia belum mengakui pasukan Korea Utara berada di wilayahnya. Tetapi, Presiden Vladimir Putin minggu lalu tidak membantah laporan tentang kehadiran mereka. Ia mengatakan terserah Rusia bagaimana menerapkan pakta pertahanannya dengan Pyongyang.