Perawatan Kecantikan Minim Invasif Bakal Jadi Tren di 2025
JAKARTA - Di era penampilan tampaknya menjadi semakin penting, tren perawatan kecantikan terus berevolusi untuk memenuhi harapan masyarakat yang menginginkan hasil optimal tanpa memerlukan waktu pemulihan yang lama.
Pada tahun 2025, perawatan minim invasif diprediksi akan semakin mendominasi industri kecantikan, menawarkan solusi inovatif yang lebih aman dan nyaman bagi banyak orang.
Perawatan estetika minim invasif adalah prosedur perawatan kecantikan yang dilakukan dengan teknik dan alat yang tidak membutuhkan pembedahan atau intervensi yang dalam pada kulit.
"Setelah perawatan, mereka bisa tetap beraktivitas seperti biasa setelah melakukan perawatan kulit, tetapi hasilnya maksimal. Apalagi sekarang juga banyak banget alat yang memang berteknologi tinggi untuk menciptakan (perawatan less invasive) itu,"
Demikian kata dr. Hafiza Fikri Fadel, Sp.DVE, FINSDV, PGC, pendiri Dermis Clinic dalam Anniversary kliniknya yang ke-7 di Jakarta, baru-baru ini.
Misalnya saja untuk mengatasi masalah bekas jerawat atau biasa disebut scars. Dermis Clinic memiliki inovasi Frax Pro yang mengandalkan perangkat laser fraksional canggih yang bekerja secara non-ablative, yang artinya tidak merusak permukaan kulit, namun tetap efektif dalam memperbaiki tekstur kulit.
"Teknologi ini memberikan hasil yang optimal dengan efek samping yang minimal, termasuk ketidaknyamanan yang sangat rendah," tutur dr. Hafiza.
Dr. Hafiza menjelaskan, pada teknologi ablative sebelumnya, seperti laser CO2 atau erbium, pengangkatan lapisan luar kulit diperlukan untuk merangsang kolagen baru yang memperbaiki tekstur kulit. Metode ini cenderung menimbulkan nyeri dan membutuhkan waktu pemulihan yang cukup lama.
Namun, Frax Pro, yang menggunakan panjang gelombang 1550 nm dan 1940 nm, mampu merangsang kolagen tanpa merusak lapisan luar kulit. Perangkat ini juga memiliki banyak manfaat, termasuk mengurangi bekas jerawat, mengecilkan pori-pori, dan mengatasi kerutan, bahkan bisa digunakan untuk perawatan rambut.
Selain itu, Frax Pro mendukung penyerapan serum atau obat dengan efektif, hingga 17 kali lebih cepat dibandingkan metode lain.
Baca juga:
- Kenali Ciri-Ciri Alergi Sunscreen pada Wajah, Jangan Pakai Produk Sembarangan!
- Heboh Mafia Skincare, Pahami 6 Tips Memilih Produk Perawatan Kulit yang Tepat
- Sederet Manfaat Jeruk Nipis untuk Kesehatan Kulit, Bisa Bikin Awet Muda
- Mengenal DNA Salmon yang Masih Tren di Dunia Kecantikan, Apa Saja Manfaatnya?
Kemudian dalam upaya memberikan perawatan tubuh yang menyeluruh dan efektif, Dermis Skin & Slimming Center juga memiliki konsep terbaru bernama Bodyvestment.
Ini adalah pendekatan inovatif yang menggabungkan perawatan kecantikan dan kesehatan tubuh sebagai sebuah "investasi" jangka panjang. Bodyvestment berfokus tidak hanya pada peningkatan estetika, tetapi juga pada kesehatan kulit dan tubuh yang didukung oleh teknologi medis terkini.
Salah satu teknologi yang digunakan dalam program ini adalah FraxPro, yang dirancang khusus untuk membantu proses pengencangan dan pemulihan kulit setelah prosedur slimming.
Dr. Evania Astella, M.Gizi, Sp.GK, AIFO-K, spesialis gizi klinik di Dermis Skin & Slimming Center, menjelaskan, FraxPro sangat efektif dalam mengatasi masalah seperti stretch mark dan kendurnya kulit pasca-slimming.
"Teknologi ini bekerja secara non-ablative yang memberikan hasil pengencangan yang signifikan dengan efek samping yang sangat minimal, tanpa rasa sakit yang berlebihan, dan memerlukan waktu pemulihan yang jauh lebih singkat dibandingkan dengan teknologi ablative tradisional," tuturnya.
Setiap program juga disesuaikan dengan kebutuhan individu, menjadikan perawatan kecantikan ini sebuah investasi berharga untuk kesehatan dan kecantikan jangka panjang.
"Dengan rangkaian perawatan minim invasif ini diharapkan orang-orang bisa melihat mendapatkan hasil kulit yang optimal tanpa masa pemulihan," ungkap dr. Evania.