Rupiah Berpotensi Menguat Didorong Ekspektasi Stabilitas Ekonomi Domestik

JAKARTA - Nilai tukar rupiah pada perdagangan Senin, 28 Oktober 2024 diperkirakan akan bergerak menguat terhadap dolar Amerika Serikat (AS).

Mengutip Bloomberg, nilai tukar Rupiah hari Jumat, 25 Oktober 2024, Kurs rupiah di pasar spot ditutup turun 0,40 persen di level Rp15.646 per dolar AS. Sementara, kurs rupiah Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia (BI) ditutup melemah 0,23 persen ke level harga Rp15.629 per dolar AS.

Direktur PT.Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi menyampaikan Stabilitas Sistem Keuangan Indonesia pada kuartal ketiga tahun 2024 tetap terjaga di tengah dinamika geopolitik global dan arah pelonggaran kebijakan moneter.

"Hal ini sejalan dengan meredanya tekanan di pasar keuangan global setelah pelonggaran kebijakan moneter dilakukan oleh berbagai negara utama, (Amerika Serikat dan Eropa). Namun, perekonomian Indonesia masih tetap terjaga dengan baik," ujarnya dalam keterangannya dikutip, Senin, 28 Oktober.

Sedangkan, perekonomian domestik di triwulan ketiga 2024 diperkirakan tumbuh di atas 5 persen. Ini melanjutkan kinerja positif triwulan kedua tahun 2024, di mana dorongan dari konsumsi rumah tangga dan investasi cukup positif.

Ibrahim menjelaskan pertumbuhan konsumsi rumah tangga tetap terjaga khususnya untuk kelas menengah atas. Sementara itu, faktor agregat demand yang kedua yaitu investasi tumbuh seiring dengan akselerasi penyelesaian program atau proyek strategis nasional (PSN), termasuk Ibu Kota Nusantara.

Kemudian, inflasi tetap rendah dan terjaga di kisaran 2,5 persen plus minus 1 persen. Inflasi indeks harga konsumen atau IHK tercatat rendah di seluruh komponen sehingga mencapai angka 1,84 persen secara year on year pada bulan September 2024.

"Nilai tukar rupiah pun menunjukkan penguatan didukung konsistensi kebijakan moneter Bank Indonesia, bauran kebijakan moneter, dan terjadinya aliran masuk modal kembali ke dalam negeri," jelasnya.

Sementara itu, Ibrahim menjelaskan kinerja APBN sampai dengan akhir Agustus tetap terjaga dengan baik. Defisit terkendali meskipun pendapatan negara mengalami kontraksi 2,5 persen secara year on year, sementara belanja negara tumbuh 15,3 persen.

Hingga akhir Agustus 2024 kondisi kesehatan fiskal terus terjaga dengan baik, tercermin dari surplus pada keseimbangan primer sebesar Rp161,8 triliun dan defisit Rp153,7 triliun atau 0,68 persen dari PDB.

Ibrahim memperkirakan rupiah akan bergerak fluktuatif namun ditutup menguat pada perdagangan Senin, 28 Oktober 2024 dalam rentang harga Rp15.600 - Rp15.670 per dolar AS.