Tujuh Warga Israel Didakwa Melakukan 600 Misi Mata-mata untuk Iran: Salah Satunya Desertir Tentara

JAKARTA - Tujuh warga negara Yahudi Israel didakwa setelah mereka ditangkap bulan lalu atas dugaan melakukan mata-mata untuk Iran selama dua tahun, melakukan sekitar 600 misi atas perintah Teheran.

Ketujuh orang tersebut dituduh melakukan pelanggaran keamanan dengan membantu musuh selama masa perang, serta memberikan informasi kepada musuh.

Para tersangka, yang semuanya penduduk Haifa dan wilayah utara, termasuk seorang tentara yang membelot dari militer, serta dua anak di bawah umur yang tidak disebutkan namanya berusia 16-17 tahun, dilansir dari The Times of Israel 26 Oktober.

Jaksa penuntut mengatakan, Azis Nisanov direkrut oleh Iran sebagai kepala jaringan mata-mata, dengan wakilnya Alexander Sadykov yang mengelola agen lainnya.

Terdakwa ketiga adalah anak di bawah umur yang tidak disebutkan namanya yang merupakan agen utama untuk tugas-tugas yang melibatkan fotografi dan pengiriman gambar ke kontak-kontak Iran, dan yang keempat adalah anak di bawah umur kedua yang terlibat dalam tugas-tugas fotografi, pengiriman konten, dan penerimaan uang dari agen Iran.

Vyacheslav Gushchin, Yevgeny Yoffe dan Yigal Nissan ditetapkan oleh jaksa sebagai tiga terdakwa terakhir.

Jika tertangkap, Nisanov telah membuat cerita di mana mata-mata tersebut adalah pemandu wisata, kata jaksa.

Jaksa mengatakan para tersangka mengumpulkan informasi tentang lokasi-lokasi sensitif di Israel, pangkalan militer hingga target manusia.

Para terdakwa melakukan ratusan misi untuk memotret pangkalan udara di Nevatim, Ramat David, Tel Nof, dan Palmachim, serta pangkalan-pangkalan di Beer Tuvia, Kiryat Gat, Emek Hefer, dan kompleks Glilot di utara Tel Aviv.

Selain itu, para terdakwa memotret sistem pertahanan rudal Iron Dome di wilayah Haifa, gedung-gedung pemerintahan di Haifa, pelabuhan-pelabuhan Haifa, Ashdod, dan Eilat, pembangkit listrik Hadera, dan balon observasi IDF di wilayah Golani Junction.

Operator Iran juga mengirim salah satu tersangka informasi tentang pangkalan militer dan lokasi strategis, untuk tujuan melaksanakan misi fotografi di masa mendatang, termasuk ruang makan pangkalan pelatihan Golani yang menjadi sasaran serangan pesawat nirawak awal bulan ini, dan lokasi milik perusahaan pertahanan Rafael.

Jaksa penuntut mengatakan, para tersangka juga dikirim untuk memotret pangkalan udara Nevatim pada tanggal 14 April, sehari setelah serangan rudal balistik dan pesawat nirawak Iran.

Selain itu, Nisanov diminta untuk mencari informasi tentang mobil, kerabat, hingga jadwal seorang ahli teknik gas di Universitas Haifa yang pernah memberi kuliah tentang Iran.

Para tersangka menerima pembayaran dan penggantian biaya yang berkisar antara 500 dolar AS hingga 1.200 dolar AS per tugas.

Total pembayaran yang diterima oleh jaringan mata-mata tersebut sekitar 300.000 dolar AS dan kemudian dibagi di antara para anggotanya.