Menlu Sugiono Sebut Pertemuan BRICS harus Dimanfaatkan untuk Perkuat Kolaborasi Upaya Perdamaian di Palestina

JAKARTA - Menteri Luar Negeri Sugiono menegaskan kembali komitmen kuat Indonesia terhadap perjuangan rakyat untuk mencapai kemerdekaan.

Itu dikatakannya saat bertemu dengan Sekretaris Jenderal Komite Eksekutif Organisasi Pembebasan Palestina (PLO) Hussein Al Sheikh di sela-sela KTT ke-16 BRICS di Kazan, Rusia, Hari Rabu.

"Saya akan memastikan isu Palestina selalu berada di garis depan diplomasi Indonesia, dan kami akan terus berdiri tegak bersama rakyat Palestina," kata Menlu Sugiono, dalam keterangan Kemnlu RI Rabu 23 Oktober malam.

"Dukungan kepada Palestina ini juga disampaikan oleh Presiden RI Prabowo Subianto saat pelantikannya sebagai Presiden RI pada 20 Oktober 2024 lalu," tambahnya.

Terkait dengan situasi di Palestina, Menlu Sugiono menekankan tiga hal penting. Pertama, menekankan kembali dukungan politik untuk Palestina termasuk dengan terus mendorong gencatan senjata permanen dan upaya-upaya perdamaian lainnya menuju Solusi Dua Negara.

Berikutnya, menegaskan kembali komitmen bantuan kemanusiaan RI kepada Palestina, baik secara bilateral, maupun melalui badan PBB seperti UNRWA dan ILO.

"Ketiga, menegaskan pentingnya upaya kolektif untuk mendorong perdamaian dan stabilitas di kawasan Timur Tengah," katanya.

Menlu Sugiono mengatakan, pertemuan BRICS harus dimanfaatkan untuk memperkuat kolaborasi sebagai kekuatan positif (positive force) untuk terus mengupayakan perdamaian di Palestina.

Diketahui, Menlu Sugiono terbang ke Kazan, Rusia, untuk mengikuti KTT ke-16 BRICS yang digelar pada 22-24 Oktober.

Sebelumnya, dalam pisah sambut Menteri Luar Negeri pada Hari Senin, Menlu Sugiono memastikan masalah Palestina menjadi salah satu fokus kementerian yang dipimpinnya, sejalan dengan pidato Presiden Prabowo Subianto usai dilantik yang akan terus memperjuangkan kemedkaan Palestina.

"Kepedulian kita terhadap Palestina itu adalah sesuatu yang mutlak," katanya menegaskan.