Teror Kelompok Pencabut Nyawa di Mumbai

JAKARTA - Mumbai adalah salah satu kota terbesar di India. Dengan jumlah penduduk terbanyak mencapai 16,4 juta, Mumbai berdiri sebagai sentra ekonomi India. Namun, keamanan Mumbai terusik oleh serangkaian serangan teror pada 26 November 2008.

Segalanya dimulai pada 22 atau 23 November 2008, ketika para teroris berlayar mengarungi jalur laut dari Karachi dengan menaiki sebuah kapal kargo Pakistan. Jalur laut dipilih untuk menghindari pos pemeriksaan keamanan India yang berada di perbatasan atau pun bandara. Para teroris kemudian membajak sebuah kapal nelayan berbendera India yang dinahkodai seorang warga India. Tujuannya, menyamar agar keberadaan mereka tak dicurigai penjaga pantai India.

Dalam pembajakan itu, seluruh awak dibunuh, kecuali kapten kapal yang dipenggal belakangan ketika kapal hampir mencapai tujuan. Usai memenggal kapten, para teroris menyambung perjalanan dengan perahu kecil. Mereka menghampiri daratan di daerah Cuffe Parade, sebelum akhirnya berpencar menggunakan taksi untuk mencapai tujuan masing-masing di Mumbai Selatan. Sejak itu, para teroris membagi kelompok menjadi dua sampai tiga tim, di mana setiap tim dipersenjatai senapan serbu, pistol, granat tangan, serta sekitar 18 pon bahan peledak tingkat militer.

Tanggal 26 November 2008, sekitar 21.30 waktu setempat, para teroris menyebar dan menyerang banyak target di Mumbai, India. Serbuan senjata otomatis dan bahan peledak membombardir berbagai penjuru kota. Berdasar jurnal The Lessons of Mumbai karya Angel Rabasa dan Robert D. Blackwill yang merinci kronologi penyerbuan ini, tercatat 150 orang lebih meninggal, termasuk 26 warga asing dari 15 negara. Para teroris membentuk empat tim penyerang, satu dengan empat pria dan tiga dengan dua anggota masing-masing.

Tempat-tempat yang menjadi serangan teroris di Mumbai adalah Taj Mahal Hotel, Trident-Oberoi Hotel, Jewish Chabad House, Chowpatty beach, Gokuladas Tejpan Hospital, Cama and Albless Hospitals, The Municipal Corporation of Greater Mumbai, The State Bank of India, The Metro Cinema, Chatrapati Shivaji Terminus, Leopold Café.

Kelompok-kelompok pencabut nyawa

Beberapa saat sebelum serangan dimulai, para teroris mendarat di Mumbai. Satu tim terdiri dua orang mengambil taksi ke Chhatrapati Shivaji Terminus (CRT), stasiun kereta api utama Mumbai. Para teroris mengeluarkan senjata mereka dan menembaki penumpang. Aksi yang dilakukan dua orang itu terbilang gila. Mereka mampu menjelajahi stasiun dan membunuh tanpa pandang bulu selama 90 menit sebelum unit polisi bersenjata tiba dan memaksa teroris untuk meninggalkan stasiun.

Serangan di stasiun memang bertujuan untuk membunuh warga India. Sementara, serangan lain dilakukan untuk menyasar mereka para warga asing. Kelompok lain dari teroris ini menuju ke Cama & Albless Hospital, mereka melakukan penembakan. Lalu melarikan diri lagi dengan mobil polisi yang telah mereka serang. Setelah melakukan penembakan di Cama & Albless Hospital, mereka melakukan penembakan di Metro Theatre (Metro Cinema Junction) sekitar sepuluh menit setelah penembakan yang mereka lakukan di Cama & Albless Hospital.

Selanjutnya, para teroris berjalan menuju Trident-Oberoi Hotel. Tembakan dimuntahkan di sepanjang jalan. Kedatangan polisi memaksa kelompok itu kembali membajak sebuah kendaraan yang akhirnya berhasil dicegat. Baku tembak pun terjadi. Salah satu teroris tewas. Lainnya terluka dan ditangkap. Dua orang ini konon yang bertanggung jawab atas sepertiga kematian dalam tragedi ini.

Tim kedua dengan dua orang teroris berjalan ke Nariman House, yakni sebuah perumahan (kompleks) yang didirikan oleh gerakan Chabad Lubavich Yahudi (The Jewish Chabad Lubavich movement). Mereka melemparkan granat ke sebuah pompa bensin di seberang jalan. Mereka juga menembaki sebuah gedung sebelum kemudian masuk ke dalam lobinya. Dari dalam gedung itu, mereka mengangkut 13 sandera. Lima di antaranya kemudian dibunuh. Tim ini menyumbang delapan dari total kematian.

Tim ketiga dengan dua orang teroris bergerak ke arah Trident-Oberoi Hotel. Di sana, mereka mulai membunuh orang tanpa pandang bulu. Pengepungan berlangsung kurang lebih 17 jam, sebelum para teroris tewas. Sebelum tewas, para teroris telah membunuh 30 orang. Anehnya, para tersangka tak melemparkan tuntutan apa pun hingga mereka tewas.

Tim keempat dan terbesar bergerak menuju Taj Mahal Palace Hotel. Para teroris sebentar memasuki Leopold Café, lalu menembaki pengunjung dengan senjata api otomatis, menewaskan sepuluh orang. Mereka juga membuat tiga kali ledakan di Taj Mahal Hotel. Kemudian mereka pindah ke pintu belakang Taj Hotel, Mereka berjalan melalui lantai dasar hotel dan membunuh di sepanjang jalan sebelum kemudian pindah ke lantai atas.

Pengepungan di Taj Mahal Hotel berakhir 60 jam kemudian, ketika pasukan komando India berhasil membunuh empat teroris terakhir. Salah seorang dari sepuluh tersangka yang berhasil ditangkap hidup-hidup adalah Muhammad Ajmal Kasab memberikan pengakuan kepada pemerintah India. 

Kamp pelatihan di Karachi

Sebelum mereka melakukan serangan di Mumbai, mereka melakukan pelatihan di empat tempat berbeda di Pakistan, yakni Muridke, Mansehra, Muzaffarabad, dan di daerah pelabuhan Pakistan (Karachi). Pada awalnya, jumlah teroris yang mengikuti pelatihan berjumlah sekitar 500 orang. Lalu, 32 orang terpilih, termasuk didalamnya sepuluh tersangka dari teror Mumbai.

Instruktur di kamp-kamp pelatihan tersebut adalah pensiunan prajurit militer Pakistan. Selama pelatihan, para teroris diberi muatan mengenai pertahanan dan intelijen India serta cara menghindari pengawasan aparat keamanan. Pada tanggal 9 Desember, para pejabat India merilis nama alias dari sembilan pria bersenjata diduga tewas dalam pengepungan Mumbai oleh militer India, mengatakan semua tersangka diduga tewas adalah warga negara Pakistan.

Satu orang dari sepuluh tersangka berhasil ditangkap bernama Muhammad Ajmal Kasab. Kasab mengatakan bahwa ia dan sembilan warga Pakistan lainnya dilatih oleh kelompok teroris Lashkar-e-Taiba (LeT) dan sejumlah pria pensiunan militer Pakistan. Pemerintah India lalu menyatakan bahwa serangan Mumbai dilakukan oleh Laskhar-e-Taiba, dan Markaz-ud-Dawa-wal-Irshad atau dikenal juga dengan Jamatud Dawa (JuD).

Lashkar-e-Taiba sendiri merupakan kelompok militant Pakistan yang selama lebih dari 2 dekade telah melancarkan perang terhadap pasukan keamanan India dan warga sipil di wilayah Kashmir yang di perebutkan oleh India dan Pakistan. LeT dikenal oleh dunia Internasional ketika menjadi tersangka di balik penyerangan teroris yang terjadi di Mumbai pada 26 November 2008 selama 3 hari berturut-turut.

Nama organisasi Lashkar-e-Taiba (LeT) di ambil dari terjemahan bahasa Urdu (bahasa yang dipakai di India, Pakistan dan Afghanistan) yang berarti “Army of Madinah” (Tentara Madinah), Madinah merupakan kota suci kedua bagi umat islam setelah kota Mekah. Hukuman mati atas Mohammad Ajmal Kasab, anggota kelompok militan Pakistan, dilakukan pada 22 November 2012.

Hukuman mati itu merupakan penghormatan bagi semua korban tak berdosa dan para polisi yang tewas dalam serangan teroris Mumbai November 2008. Kasab dikuburkan di kompleks penjara, di mana ia dihukum gantung.