Kerja Sama Media Indonesia-Tiongkok: Membangun Kemitraan untuk Masa Depan Bersama

JAKARTA – Pers Indonesia dan Tiongkok sepakat untuk melanjutkan kerja sama dalam membangun hubungan baik antar kedua negara melalui jurnalisme berkualitas. Keduanya juga menekankan pentingnya menjaga harmoni serta stabilitas regional dan global.

Kesepakatan tersebut tercapai dalam pertemuan antara Ketua Umum Jaringan Media Siber Indonesia (JMSI) Teguh Santosa bersama pengurus PWI Pusat dan Sekretaris Eksekutif Asosiasi Jurnalis Tiongkok (ACJA) Tian Yuhong di Beijing, Senin, 14 Oktober 2024. Pertemuan ini berlangsung di kantor ACJA, Distrik Dongcheng, sebagai bagian dari kunjungan delegasi media Indonesia ke Tiongkok selama sepekan. Selain Beijing, delegasi juga mengunjungi Harbin dan Daqing di Provinsi Heilongjiang.

Dalam pertemuan itu, Teguh Santosa yang didampingi Ketua Bidang Luar Negeri JMSI Yophiandi Kurniawan dan Plt. Ketua JMSI Jakarta Wayan Sudana, bersama pengurus Persatuan Wartawan Indonesia (PWI), antara lain Bendahara Umum M. Nasir, Ketua Bidang Manajemen Aset Untung Kurniadi, serta Ketua PWI Kalimantan Selatan Zainal Helmie, menukar informasi tentang perkembangan jurnalisme di kedua negara. Fokus utama diskusi adalah peran media digital dan tantangan mewujudkan jurnalisme berkualitas di era informasi modern.

Menurut Teguh, JMSI hadir untuk merespons pesatnya perkembangan media siber di Indonesia. Organisasi ini diharapkan mampu membantu anggotanya menjadi perusahaan pers yang profesional dan sehat secara bisnis, sehingga menghasilkan produk jurnalistik yang berkualitas dan tidak menjadi sumber hoaks serta ujaran kebencian. “Kami ingin memastikan bahwa media siber di Indonesia menjadi pilar informasi yang terpercaya,” ujar Teguh dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Jumat, 18 Oktober.

Tian Yuhong juga memperkenalkan sejarah dan peran ACJA yang didirikan sejak 1937. Dia menjelaskan bagaimana Tiongkok memanfaatkan perkembangan internet untuk transformasi media. Tian menegaskan pentingnya menjaga integritas karya pers, yang diawasi oleh komite etik di ACJA. “Wartawan Tiongkok melaporkan dengan jujur dan menghindari penyebaran kebencian,” kata Tian.

Kedua belah pihak sepakat bahwa pertukaran informasi dan kerjasama media dapat menjadi solusi menghadapi tantangan global. Tian menekankan bahwa meski ada tantangan, persahabatan antara Indonesia dan Tiongkok tetap tumbuh. “Kerjasama media antara kedua negara tidak hanya meningkatkan saling pengertian, tetapi juga berkontribusi positif pada hubungan bilateral,” tambahnya.

Tian juga menyampaikan apresiasi kepada pers Indonesia atas kontribusinya dalam mempererat hubungan kedua bangsa. “Terima kasih atas peran media Indonesia dalam mempromosikan saling pengertian dan persahabatan antara kedua negara,” tutup Tian.