Sosok Satryo Soemantri Brodjonegoro yang Masuk Daftar Menteri Prabowo

YOGYAKARTA - Satryo Soemantri Brodjonegoro termasuk dalam 49 tokoh yang diundang oleh Presiden RI terpilih, Prabowo Subianto, untuk mengunjungi kediamannya pada hari Senin (14/10). Nama Satryo Soemantri Brodjonegoro juga masuk dalam daftar calon menteri di kabinet pemerintahan baru Presiden terpilih Prabowo-Gibran.

Satryo Soemantri Brodjonegoro dikenal luas sebagai seorang akademisi dan praktisi di bidang teknik mesin serta manajemen pendidikan. Meski demikian, belum ada kepastian mengenai posisi yang akan diberikan kepada Satryo di Kabinet Prabowo-Gibran. 

Saat ini, Satryo Soemantri Brodjonegoro menjabat sebagai Ketua Akademi Ilmu Pengetahuan Indonesia (AIPI) untuk periode 2018-2023 dan merupakan anggota Komisi Bidang Ilmu Rekayasa. Lantas seperti apa sosok Satryo Soemantri Brodjonegoro dari rekam jejak dan kontribusinya di dunia pendidikan?

Profil Satryo Soemantri Brodjonegoro

Satryo Soemantri Brodjonegoro lahir di Delft, Belanda, pada 5 Januari 1956. Saat ini dirinya menjabat sebagai Ketua dan Anggota Komisi Bidang Ilmu Rekayasa di Akademi Ilmu Pengetahuan Indonesia (AIPI) untuk periode 2018-2023.

Satryo memiliki pengalaman luas dalam pendidikan tinggi, termasuk dalam pelaksanaan berbagai reformasi untuk meningkatkan kualitas pendidikan agar dapat bersaing di tingkat internasional. Saat ini, Satryo aktif sebagai dosen tamu dalam bidang teknik mesin di Toyohashi University of Technology, Jepang, serta di Institut Teknologi Bandung (ITB).

Perjalanan dan Kontribusi Satryo Soemantri Brodjonegoro di Dunia Pendidikan 

Nama Satryo sangat dikenal di lingkungan ITB, di mana ia telah menghasilkan lebih dari 99 publikasi ilmiah. Ia menjadi bagian dari institusi tersebut setelah menyelesaikan studi di bidang teknik mesin dan meraih gelar Ph.D dari University of California, Berkeley, Amerika Serikat, pada tahun 1985.

Pada tahun 1992, Satryo Soemantri Brodjonegoro diangkat sebagai Ketua Jurusan Teknik Mesin ITB. Dalam peran tersebut, ia memperkenalkan proses evaluasi mandiri di jurusannya yang kemudian diadopsi ITB dan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi RI sebagai langkah untuk meningkatkan kualitas pendidikan.

Di bawah kepemimpinannya, reformasi pendidikan tinggi di Indonesia dimulai pada bulan Desember 2000, ketika sejumlah perguruan tinggi besar diubah menjadi Badan Hukum Milik Negara (BHMN). Kebijakan ini dirancang untuk memberikan otonomi yang lebih besar dalam pengelolaan institusi pendidikan.

Selain itu, Satryo Soemantri Brodjonegoro juga bekerja sama dengan Japan International Cooperation Agency (JICA) dalam merencanakan pembangunan gedung fakultas teknik Universitas Hasanuddin di Gowa. 

Sebagai Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi (Dirjen Dikti), Satryo Soemantri Brodjonegoro memberikan kontribusi yang signifikan dalam pengembangan pendidikan di Indonesia. Fokus pada peningkatan kualitas lulusan perguruan tinggi agar lebih mampu bersaing di dunia kerja.

Demikianlah sekilas sosok Satryo Soemantri Brodjonegoro diprediksi bakal mengisi kursi menteri di kabinet Prabowo-Gibran. Satryo Soemantri merupakan akademisi yang sudah memiliki pengalaman panjang dan banyak berkontribusi untuk pendidikan di Indonesia. Baca juga daftar 49 calon menteri yang dipanggil Prabowo.

Ikuti terus berita terkini dalam negeri dan luar negeri lainnya di VOI. Kami menghadirkan info terbaru dan terupdate nasional maupun internasional.