Rangkaian Data Ekonomi AS Positif, Rupiah Berpotensi Menguat

JAKARTA - Nilai tukar rupiah pada perdagangan Rabu, 16 Oktober 2024 diperkirakan akan bergerak menguat terhadap dolar Amerika Serikat (AS).

Mengutip Bloomberg, nilai tukar Rupiah hari Selasa, 15 Oktober 2024, Kurs rupiah di pasar spot ditutup turun 0,15 persen di level Rp15.588 per dolar AS.

Sementara kurs rupiah Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia (BI) ditutup menguat 0,16 persen ke level harga Rp15.555 per dolar AS.

Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi menyampaikan serangkaian data AS menunjukkan bahwa ekonomi tetap tangguh dan hanya melambat sedikit, sementara inflasi pada bulan September naik sedikit lebih tinggi dari yang diharapkan, yang menyebabkan para pedagang memangkas spekulasi tentang pemangkasan suku bunga besar-besaran dari Fed.

Selain itu, di Timur Tengah, Israel memperluas targetnya dalam perang melawan militan Hizbullah di Lebanon pada hari Senin, menewaskan sedikitnya 21 orang dalam serangan udara di utara.

Ibrahim menyampaikan, pembacaan ekonomi yang lemah dari Tiongkok juga merusak sentimen terhadap negara tersebut.

Data pada hari Senin menunjukkan neraca perdagangan negara itu tumbuh kurang dari yang diharapkan karena pertumbuhan ekspor melambat tajam.

"Data sebelumnya menunjukkan disinflasi Tiongkok masih terus berlanjut. Selain itu, Pengumuman langkah-langkah stimulus fiskal baru dari Beijing juga hanya memberikan dukungan singkat, mengingat pemerintah membuat investor menginginkan beberapa rincian penting," ujarnya dalam keterangannya dikutip Rabu, 16 Oktober.

Dari sisi dalam negeri, Sesuai ekspektasi, neraca perdagangan Indonesia masih mempertahankan tren surplus hingga 53 bulan berturut-turut.

Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan bahwa surplus neraca dagang September 2024 senilai 3,26 miliar dolar AS.

Dengan realisasi itu, neraca dagang Indonesia terus mempertahankan tren surplus sejak Mei 2020. Ekspor per September 2024 tercatat senilai 22,08 miliar dolar AS, dengan nilai impor yang lebih kecil sehingga surplus terjaga.

Total nilai impor mencapai 18,82 miliar dolar AS atau turun 8,91 persen dari bulan Agustus 2024.

Surplus neraca dagang Indonesia per September 2024 itu tercatat naik 0,48 miliar dolar AS secara bulanan.

Surplus itu lebih tinggi dari Agustus 2024 senilai 2,89 miliar dolar AS, tetapi lebih kecil dari posisi September 2023 senilai 3,41 miliar dolar AS.

Pada September 2024 neraca perdagangan barang mencatatkan surplus sebesar 3,26 miliar dolar AS atau naik sebesar 0,48 miliar dolar AS secara bulanan.

Komoditas yang memberikan sumbangsih surplus utama adalah bahan bakar mineral (HS 27), lemak dan minyak hewan nabati (HS 15), serta besi dan baja (HS 72).

Surplus Neraca Dagang RI Diproyeksi 2,9 Miliar dolar AS Secara kumulatif atau sepanjang periode Januari-September 2024, ekspor tercatat senilai 192,85 miliar dolar AS dan impor senilai 170,87 miliar dolar AS, sehingga surplus neraca dagang barang Indonesia periode Januari-September 2024 mencapai 21,98 miliar dolar AS.

Ibrahim memperkirakan rupiah akan bergerak fluktuatif namun ditutup menguat pada perdagangan Rabu, 16 Oktober 2024 dalam rentang harga Rp15.530 - Rp15.630 per dolar AS.