GAC Berencana Rakit EV di Eropa demi Akali Tarif UE

JAKARTA - Produsen otomotif dari China, GAC mengonfirmasi sedang menjajaki segala kemungkinan untuk merakit kendaraan listrik (EV) di Eropa demi menghindari tarif Uni Eropa (UE) dan meningkatkan volume penjualan.

Melansir dari Reuters, Selasa, 15 Oktober, perusahaan berencana untuk meluncurkan sebuah SUV listrik perdananya di benua biru yang disesuaikan untuk kebutuhan pasar tersebut.

Pabrikan bermarkas di Guangzhou, China ini masih memandang Eropa sebagai pasar penting meskipun wilayah tersebut menerapkan sistem tarif EV yang berdampak bagi mereka.

"Masalah tarif jelas berdampak pada kami. Namun, semua ini bisa diatasi dalam jangka panjang dan saya yakin akan ada cara untuk menyelesaikan semuanya," kata GM GAC Interational Business, Wei Heigang.

Pabrikan mengatakan bahwa diskusi mengenai perakitan EV di Eropa masih berada di tahap awal dan mereka masih mempertimbangkan segala kemungkinan, pertama membangun pabrik baru, kedua berbagi dengan merek lain, dan ketiga mengambil alih pabrik yang sudah ada.

“Produksi lokal di Eropa akan menjadi salah satu cara untuk mengakali tarif UE, kami sangat aktif menjajaki kemungkinan ini,” tambah Wei Heigang.

GAC berencana untuk memasarkan SUV bertubuh kompak bernama AION V yang dipamerkan dalam Paris Motor Show tahun ini. Mobil ini direncanakan akan tiba di pasar Eropa mulai pertengahan tahun 2025 mendatang.

AION V memiliki kemampuan jarak tempuh hingga 520 km dengan harga yang cukup terjangkau, diperkirakan kurang dari 40.000 euro atau setara Rp679,6 juta. Usai meluncurkan model tersebut, GAC berniat memperbanyak jajarannya di wilayah tersebut dengan memperkenalkan sebuah hatchback listrik pada akhir 2025 mendatang.

Langkah yang ditempuh oleh GAC ini diharapkan dapat memenuhi target mereka untuk mencapai 500.000 unit penjualan di luar negeri pada tahun 2030 mendatang.