Tetap Lantang Meski Dituding Antisemit, Greta Thunberg: Palestina Ditindas Rezim Apartheid

JAKARTA - Aktivis lingkungan hidup asal Swedia, Greta Thunberg menghadiri unjuk rasa perubahan iklim sekaligus aksi pro-Palestina di Milan, Italia, hari ini Jumat, 11 Oktober.

Dengan mengenakan keffiyeh, syal tradisional yang melambangkan perjuangan Palestina melawan Israel, Thunberg lantang berpidato di hadapan massa aksi yang melambaikan bendera Palestina, memegang spanduk, dan menari mengikuti alunan musik.

“Orang-orang Palestina telah hidup di bawah penindasan yang menyesakkan selama beberapa dekade oleh rezim apartheid, dan selama tahun lalu dengan genosida yang disiarkan langsung oleh Israel, dunia sekali lagi telah meninggalkan Palestina,” kata Thunberg dalam pidatonya, dikutip AFP.

Lebih dari 1.000 orang, mayoritas remaja, bergabung dalam demonstrasi lingkungan hidup dan aksi pro Palestina dimeriahkan pawai damai di Milan ini

Aksi itu diselenggarakan Fridays For Future, gerakan perubahan iklim yang didirikan Thunberg.

Adapun kehadiran Thunberg di Milan setelah wanita berusia 21 tahun itu dianggap antisemit usai terlibat dalam demonstrasi di Jerman mengkritik keras invasi Israel di Gaza memakan ribuan korban jiwa.

Dalam demonstrasi di Jerman, 4 September 2024, Thunberg menyerukan masyarakat dunia tidak tinggal diam dalam menghadapi genosida yang dilakukan Israel di Gaza.

Aksi massa melibatkan Students Against the Occupation itu menyerukan Universitas Kopenhagen Jerman memutuskan hubungan dengan Israel, termasuk tukar program perubahan iklim.

Dalam kesempatan lain, Thunberg juga mengatakan sudah sepatutnya dunia bersuara melawan penindasan, imperialisme, dan berbagai bentuk diskriminasi serta rasisme yang dilakukan Israel terhadap warga Gaza.

Apa yang dilakukan Thunberg dikecam Pendiri StopAntisemitism Liora Rez. Liora menuding Thunberg menyebarkan kebencian terhadap Israel.