Serangan Israel di Beirut Tewaskan 22 Orang, Pejabat Senior Hizbullah Lolos dari Target Militer

JAKARTA - Serangan Israel menewaskan 22 orang dan melukai lebih dari 100 orang di Beirut tengah pada Kamis. Seorang pejabat senior Hizbullah dikabarkan lolos dari upaya pembunuhan oleh militer Israel di kota itu.

Di selatan Lebanon, dua pasukan penjaga perdamaian PBB dari Indonesia terluka ketika tank Israel menembaki menara pengawas di markas utama pasukan tersebut di Naqoura.

Konflik antara Israel dan Hizbullah meletus satu tahun lalu ketika kelompok yang didukung Iran melakukan serangan untuk mendukung kelompok militan Palestina Hamas pada awal perang Gaza.

Kekerasan meningkat secara dramatis dalam beberapa pekan terakhir, ketika Israel mengebom pinggiran selatan Beirut, wilayah selatan dan Lembah Bekaa, serta membunuh banyak pemimpin utama Hizbullah.

Wafiq Safa, yang memimpin unit penghubung dan koordinasi Hizbullah yang bertanggung jawab bekerja dengan badan keamanan Lebanon, menjadi sasaran Israel pada Kamis, 11 Oktober malam tetapi selamat, kata sumber keamanan dilansir Reuters, Jumat, 11 Oktober.

Serangan Israel menghantam lingkungan permukiman padat yang terdiri dari gedung apartemen dan toko-toko kecil di jantung kota Beirut.

"Saya sedang berdoa. Kami mendengar serangan pertama dan saya pikir itu terjadi di rumah saya. Serangan kedua jauh lebih dahsyat dibandingkan yang pertama," kata Ala'a Baydoun, warga yang rumahnya rusak.

"Saya pergi untuk melihat di mana serangan itu terjadi dan saya melihat kaca dan jendela di rumah saya pecah. Kami datang dan melihat pemandangan ini. Itu adalah pemandangan yang mengerikan, sungguh sesuatu yang tidak dapat dipercaya,” imbuhnya.