Pimpinan MPR Minta Doa Rakyat Indonesia Jelang Pelantikan Presiden 20 Oktober

JAKARTA - Pimpinan MPR RI meminta doa dari seluruh rakyat Indonesia agar pelantikan Presiden dan Wakil Presiden RI yang akan berlangsung pada Minggu, 20 Oktober berjalan dengan lancar. 

Hal itu disampaikan Ketua MPR RI Ahmad Muzani usai menggelar rapat pimpinan perdana di Kompleks Parlemen, Rabu, 9 Oktober. 

Dalam rapat tersebut, pimpinan MPR RI membahas terkait pembagian kerja dari ketua dan wakil ketua MPR serta koordinasi dari masing-masing bidang. Rapat juga menyetujui pembentukan alat kelengkapan MPR seperti Badan Penganggaran, Badan Sosialisasi, Badan Kehormatan, dan Badan Kajian Ketatanegaraan.  

Rapat juga membicarakan tentang persiapan pelantikan Presiden yang rencananya akan dilakukan pada Minggu, 20 Oktober. 

"Dari presentasi yang disampaikan, rencananya pelantikan Presiden dan Wakil Presiden hasil pemilihan umum 2024 akan dilaksanakan pada 20 Oktober pada hari Minggu jam 10 pagi di Gedung DPR-MPR di Gedung Nusantara," ujar Muzani. 

Muzani menuturkan, pelantikan presiden terpilih Prabowo Subianto, akan dihadiri oleh sejumlah tokoh-tokoh termasuk kandidat Presiden dan Wakil Presiden dalam kontestasi Pemilihan Presiden 2024 kemarin. Dalam hal ini, Anies Baswedan, Muhaimin Iskandar, Ganjar Pranowo dan Mahfud MD. 

"Kami juga akan mengundang para mantan Presiden, mantan Wakil Presiden, para pimpinan partai politik yang kemarin berkontestasi dalam pemilihan umum," ungkap Muzani. 

"Dan rencananya juga akan hadir sejumlah kepala negara dan kepala pemerintahan dari negara-negara sahabat," tambah Sekjen Gerindra itu. 

Karena itu, Muzani memohon doa restu dari seluruh rakyat Indonesia agar pelantikan Prabowo Subianto sebagai Presiden ke-8 RI berjalan dengan lancar. 

"Kami mohon doa, support, dukungan dari seluruh rakyat dan bangsa Indonesia agar prosesi pelantikan tanggal 20 Oktober nanti bisa berjalan lancar dan semuanya sesuai," ucap Muzani.

"Tunjukkan bahwa bangsa Indonesia adalah bangsa yang bersatu, bangsa yang rukun, bangsa yang terus menjunjung martabat demokrasi, meskipun dalam suasana perbedaan perasaan pilpres dan pada akhirnya kita satu untuk bangsa dan negara," pungkasnya.