Sinopsis Film Pernikahan Arwah, Gabungan Tradisi Tionghoa dengan Cerita Mencekam

JAKARTA - Entelekey Media Indonesia (EMI) berkolaborasi dengan Relate Films secara resmi merilis foto-foto perdana dari film terbaru mereka, Pernikahan Arwah (The Butterfly House), sebuah film horor yang menggabungkan unsur tradisi Tionghoa dengan alur cerita mencekam.

Film Pernikahan Arwah menceritakan sepasang calon suami istri, Salim dan Tasya yang memindahkan proses foto pre wedding mereka ke rumah keluarga Salim setelah bibi Salim, satu-satunya, baru saja meninggal dunia.

Selain harus mengurus pemakaman bibinya, Salim harus melanjutkan ritual keluarganya untuk membakar dupa setiap hari di altar misterius atau nyawanya akan terancam. Ternyata kehadiran mereka dan tim foto pre wedding di rumah itu membuat arwah leluhur Salim di masa pendudukan Jepang muncul dan meneror mereka.

Akhirnya, Tasya tergerak untuk menguak misteri masa lalu dari keluarga Salim untuk bisa menenangkan arwah tersebut, sekaligus membebaskan calon suaminya dari kewajibannya agar mereka bisa pergi dari rumah itu.

Disutradarai oleh Paul Agusta, film ini menampilkan Morgan Oey, Zulfa Maharani, Jourdy Pranata, dan Brigitta Cynthia sebagai pemeran utama.

"Film Pernikahan Arwah (The Butterfly House) membawa elemen horor yang tidak hanya berfokus pada ketegangan, tetapi juga tentang budaya peranakan Tionghoa, terutama tradisi pernikahan arwah. Ini adalah tantangan bagi saya untuk menggabungkan dua elemen ini menjadi sebuah narasi yang kuat dalam film,” ujar Paul Agusta, sutradara film Pernikahan Arwah (The Butterfly House) dikutip VOI dari siaran media, Rabu, 9 Oktober.

Film ini juga mengharuskan para aktornya untuk melakukan pendalaman karakter yang intens, terutama karena cerita ini menggabungkan elemen spiritual dan tradisional.

Morgan Oey, yang berperan sebagai Salim, berbagi pengalamannya dalam mempersiapkan diri untuk memerankan karakter ini.

“Saya melakukan cukup banyak riset tentang tradisi Tionghoa. Ini adalah pertama kalinya saya bermain dalam film horor dengan sentuhan budaya Tionghoa yang kuat, dan itu memberikan tantangan tersendiri,” kata Morgan.

Rencananya film ini akan tayang di bioskop pada 2025 mendatang.