Update Banjir Bandang Flores Timur: Korban Meninggal 20 Orang
JAKARTA - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Flores Timur melaporkan penambahan jumlah korban jiwa yang ditemukan akibat banjir bandang di yang terjadi pada dini hari tadi.
Hingga siang ini, pukul 11.00 WIB, Kapusdatinkom Kebencanaan BNPB Raditya Jati mendapatkan informasi terkini pascabanjir bandang. Saat ini, sudah ada 20 warga meninggal dunia.
"BPBD setempat melaporkan korban meninggal sebanyak 20 jiwa, luka-luka 9, dan hilang 5," kata Raditya dalam keterangannya, Minggu, 4 April.
Raditya menuturkan, wilayah terdampak banjir bandang ada di dua desa, yaitu Desa Lamanele di Kecamatan Ile Boleng dan Desa Waiburak, Kecamatan Adonara Timur, Kabupaten Flores Timur, Provinsi Nusa Tenggara Timur.
Rinciannya, korban meninggal dan lima warga luka teridentifikasi di Desa Lamanele. Sedangkan di Desa Waiburak, Kecamatan Adonara Timur, dua warganya dilaporkan hilang. Sebanyak 4 warga luka-luka telah dirawat di puskesmas setempat.
Sementara itu, sebanyak tiga warga yang juga dilaporkan hilang berada di Desa Oyang Barang, Kecamatan Wotan Ulumado.
Raditya melanjutkan, BPBD juga melaporkan kerugian materiil berupa puluhan rumah warga tertimbun lumpur di Desa Lamanele, Kecamatan Ile Bokeng.
Baca juga:
"Selain itu, ada rumah warga sekitar hanyut terbawa banjir serta jembatan putus di Desa Waiburak, Kecamatan Adonara Timur. Aparat pemerintah desa masih terus melakuka pendataan di lapangan," ungkap dia.
Pihak pemerintah daerah telah melakukan rapat terbatas antara Bupati, TNI, Polri dan instansi terkait. Salah satunya dengan pembentukan posko penanganan darurat.
Sayangnya, ada satu kendala, yakni sulitnya akses penyeberangan laut ke Pulau Adonara. Sebab, hujan, angin dan gelombang yang tinggi mengakibatkan pelayaran tidak diperbolehkan oleh otoritas setempat.
"BNPB terus berkoordinasi dengan BPBD Kabupaten Flores Timur dan memantau penanganan darurat. Apabila dibutuhkan mobilisasi bantuan, BNPB telah siap dengan pengerahan sumber daya," jelasnya.