Menhub Ungkap Tiga Sosok di Balik Megahnya Bandara IKN

JAKARTA - Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi mengungkap tiga sosok di balik megahnya Bandara Nusantara di Ibu Kota Nusantara (IKN), Kalimantan Timur.

Dia bilang, ketiga sosok ini lah yang merancang eksterior maupun interior Bandara Nusantara.

Adapun ketiga arsistek yang dimaksud adalah Yori Antar, Adi ‘Mamo’ Purnomo, dan Reza. Tiga sosok ini lah yang membangun Bandara Nusantara dengan megah.

Budi membagikan momen dirinya berbincang dengan para arsitek yang merancang bangunan terminal VVIP Bandara Nusantara, IKN tersebut melalui akun sosiala media Instagram @budikaryas, dikutip Senin, 7 Oktober.

“Di Bandara Nusantara IKN, kali ini saya bersama para arsitek yang menyulap Bandara Nusantara IKN ini menjadi keren, seperti kata Pak Presiden Jokowi Mereka adalah Mas Yori Antar, Mas Adi Purnomo atau Mas Mamo, dan Mas Reza,” tulis Budi.

Budi mengungkapkan, banyak makna filosofis dan konsep narasi Nusantara yanh diterjemahkan ke dalam arsitektur Bandara Nusantara.

Lebih lanjut, Budi mengatakan, mulai dari eksterior hingga interior Bandara Nusantara mengambil unsur kearifan lokal. Namun, sambung dia, bernuansa modern.

“Juga tak kalah penting tetap mengutamakan konsep ramah lingkungan dan forest city yang sejalan dengan visi misi IKN. Semoga terminal Bandara Nusantara ini bisa membuat para penumpang semakin nyaman saat memanfaatkannya nanti,” tulis Budi.

Dalam video yang diunggah Budi, Yori Antar mengatakan, Bandara Nusantara ini dibangun dengan konsep bangunan yang dekat dengan alam.

“Tentunya kami membayanhkan sebuah bandara dengan narasi Nusantara. Ini adalah Bandara Ibu Kota Nusantara berada di Kalimantan, yang tentunya harus dekat dengan alam. Narasi kota IKN yang dirancang sebagai forest city,” ujar Yori.

“Di sini juga ada narasi pohon kehidupan, burung enggang, tameng, dan lainnya sebagai narasi kelokalan yang kita bawa ke masa kini hingga masa depan,” sambungnya.

Sementara itu, Adi Purnomo mengatakan ada beberapa filosofi dasar yang masuk ke dalam rancangan bandara IKN.

Dia juga mengatakan filosofi kemerdekaan juga diterjemahkan ke dalam bangunan bandara.

“Sebagai gerbang dari IKN, ini ada beberapa filosofi yang sebetulnya embeded sama bangunanya,” kata Adi.

Misalnya, sambung dia, unsur kemerdekakaan 17 Agustus 1945 yang dituangkan ke dalam bentuk kantilever sepanjang 17 meter. Kata dia, totalnya ada delapan bentuk kantilever dengan jarak pemasangan 4,5 meter.

Kemudian, lanjut dia, ada juga bentuk sirip yang dibuat sebanyak lima unit. Dimana melambangkan lima sila dalam dasar negara Pancasila.

“Angka-angka yang kira-kira penting buat negara kita,” ujarnya.

Adi mengatakan bangunan Terminal VVIP juga dibuat bisa memantulkan cahaya alami dari matahari di siang hari ke dalam bangunan.

Dengan begitu, penghematan energi kita karena minim penggunaan lampu.

“Kita juga usahakan untuk memasukkan cahaya alam dari luar. Sehingga ketika siang hari kita bisa menghemat energi,” katanya.

Reza menambahkan interior Terminal VVIP Bandara Nusantara mengikuti konsep dari IKN.

Dia bilang, banyak ornamen dari berbagai daerah ditampilkan di dalam bangunan bandara.

“Interior sama mengikuti narasi Nusantara. Konsep Nusantara dengan berbagai macam daerah, tidak hanya kalimantan saja. Kita buat dengan modern. Dengan warna yang lebih cerah,” ujar Reza.