Kamala Harris Pastikan Washington Terus Tekan Israel untuk Capai Gencatan Senjata

JAKARTA - Wakil Presiden dan kandidat presiden dari Partai Demokrat Kamala Harris mengatakan Washington akan terus menekan Israel dan pihak-pihak lain di Timur Tengah untuk mencapai kesepakatan gencatan senjata di Gaza, meskipun para pendukung mengatakan Amerika Serikat sejauh ini belum menggunakan pengaruhnya terhadap sekutunya.

Dalam wawancara di "60 Minutes" CBS, Harris mengatakan kerja sama diplomatik dengan Israel adalah "upaya yang berkelanjutan," menurut klip yang dirilis pada Hari Minggu.

Wapres Harris menghindari pertanyaan dalam wawancara tersebut tentang apakah Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu adalah "sekutu yang sangat dekat."

"Saya pikir dengan segala hormat pertanyaan yang lebih baik adalah apakah kita memiliki aliansi yang penting antara rakyat Amerika dan rakyat Israel dan jawaban untuk pertanyaan itu adalah ya," jelasnya, melansir Reuters 7 Oktober.

Di sisi lain, Wapres Harris menegaskan kembali posisi Washington untuk mendukung hak Israel untuk membela diri terhadap Iran dan kelompok militan seperti Hamas Palestina dan Hizbullah Lebanon.

"Sekarang pekerjaan yang kami lakukan secara diplomatis dengan para pemimpin Israel adalah upaya yang berkelanjutan untuk memperjelas prinsip-prinsip kami," jelasnya.

"Kami tidak akan berhenti memberikan tekanan itu kepada Israel dan di kawasan itu termasuk para pemimpin Arab," tambah Wapres Harris.

Diketahui, kecaman Washington terhadap Israel atas jumlah korban jiwa warga sipil dalam perang itu sebagian besar hanya bersifat lisan tanpa ada perubahan substantif dalam kebijakan.

Para pendukung mengatakan Washington tidak memberikan tekanan kepada sekutunya dengan menolak memberlakukan embargo senjata yang telah dituntut oleh para pengunjuk rasa antiperang di seluruh Amerika Serikat dan dunia selama berbulan-bulan. Protes juga diadakan selama akhir pekan.

Konflik terbaru di Gaza pecah usai kelompok militan Palestina yang dipimpin Hamas menyerang wilayah selatan Israel pada 7 Oktober 2023, menyebabkan sekitar 1.200 orang tewas 250 lainnya disandera menurut penghitungan Israel.

Di sisi lain, otoritas Palestina mengumumkan pada Hari Minggu, serangan balasan Israel sejauh ini telah menewaskan 41.870 orang Palestina dan 97.166 lainnya luka-luka, kebanyakan adalah perempuan dan anak-anak, dikutip dari WAFA.