Sebagian Wilayah Banyumas Mengalami Krisis Air Bersih

JAKARTA - Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Banyumas Budi Nugroho mengatakan sebagian wilayah Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah masih mengalami krisis air bersih pada awal musim hujan tahun 2024-2025.

"Berdasarkan prakiraan cuaca dari BMKG, awal musim hujan di Kabupaten Banyumas secara umum pada dasarian pertama bulan Oktober 2024, akan tetapi sebagian wilayah masih mengalami krisis air bersih," kata Budi Nugroho, Minggu, 6 Oktober.

Menurut dia, hujan yang mulai turun dalam beberapa waktu terakhir belum berdampak signifikan terhadap ketersediaan air tanah maupun sumur-sumur warga.

Oleh karena itu, pihaknya hingga saat ini masih menyalurkan bantuan air bersih untuk warga yang mengalami krisis air bersih.

"Frekuensi penyaluran bantuan air bersih saat sekarang memang tidak sebanyak beberapa waktu sebelumnya, karena wilayah terdampak kekeringan mulai berkurang seiring dengan datangnya musim hujan," katanya.

Ia mengatakan hingga Sabtu (5/10) pihaknya telah menyalurkan bantuan air bersih yang bersumber dari APBD Kabupaten Banyumas sebanyak 422 tangki yang setara dengan 2.066.000 liter untuk 13.468 keluarga yang terdiri atas 42.079 jiwa di 52 desa dan 18 kecamatan.

Selain itu, pihaknya juga menyalurkan bantuan air bersih untuk memenuhi kebutuhan RSUD Banyumas dan Kantor Kecamatan Lumbir.

Penyaluran bantuan air bersih juga dilakukan oleh PMI Kabupaten Banyumas sebanyak 113 tangki atau setara dengan 570.000 liter, Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Citanduy 20 tangki (100.000 liter), BBWS Serayu Opak 92 tangki (475.000 liter), dan organisasi kemasyarakatan maupun dunia usaha sebanyak 35 tangki (168.000 liter).

"Dengan demikian hingga Sabtu kemarin jumlah bantuan air bersih yang telah disalurkan secara keseluruhan mencapai 682 tangki yang setara dengan 3.379.000 liter," katanya.

Pihaknya juga berencana menyalurkan bantuan air bersih untuk warga di 12 desa pada Minggu (6/10) dengan total bantuan sebanyak 21 tangki atau setara 105.000 liter.

Ia mengharapkan penyaluran bantuan air bersih tersebut tidak mengalami kendala, sehingga dapat terealisasi secara keseluruhan.

Selain menangani krisis air bersih, pihaknya juga melakukan penanganan terhadap 24 kejadian kebakaran hutan dan lahan (karhutla) selama musim kemarau 2024.

Ia menyebut luasan karhutla di daerah itu mencapai 54,46 hektare dan mengakibatkan satu korban jiwa.

"Meskipun saat ini telah memasuki musim hujan, kami tetap mengimbau masyarakat untuk tidak sembarangan membuat api ketika sedang berada di hutan maupun di lahan agar tidak terjadi karhutla," kata Budi.