5 Pewarna Makanan yang Berbahaya bagi Kesehatan, Jangan Asal Konsumsi

YOGYAKARTA - Dalam industri makanan, zat pewarna sering digunakan untuk membuat makanan agar memiliki tampilan lebih menarik. Mulai dari permen, kue, cemilan, hingga minuman kemasan, banyak produk yang diberi tambahan pewarna. Meski terlihat menggoda, namun Anda perlu tahu bahwa ada beberapa pewarna makanan yang berbahaya. 

Namun tidak semua pewarna makanan aman untuk dikonsumsi. Terdapat beberapa jenis pewarna yang mengandung bahan-bahan kimia berbahaya. Mengonsumsi makanan yang dicampur pewarna dapat berdampak buruk bagi kesehatan, terutama jika dikonsumsi secara terus-menerus dalam jangka panjang. 

Oleh karena itu, penting untuk mengenali jenis-jenis pewarna makanan yang berbahaya dan memahami dampaknya bagi tubuh.

Jenis Pewarna Makanan yang Berbahaya

Ada beberapa pewarna makanan yang memiliki efek negatif bagi kesehatan jika dikonsumsi dalam jumlah besar atau dalam jangka panjang. Beberapa di antaranya bahkan telah dilarang di beberapa negara karena risiko kesehatan yang ditimbulkannya. Berikut adalah beberapa pewarna makanan yang dianggap berbahaya:

Tartrazine (Yellow 5)

Tartrazine adalah pewarna kuning buatan yang sering ditemukan dalam minuman ringan, permen, dan makanan ringan lainnya. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa pewarna ini dapat menyebabkan reaksi alergi pada sebagian orang, 

terutama mereka yang sensitif terhadap aspirin. Selain itu, tartrazine juga diduga terkait dengan gangguan hiperaktivitas pada anak-anak.

Auramin

Auramin biasanya hadir dalam bentuk bubuk berwarna kuning terang yang mudah larut dalam air dan termasuk dalam pewarna makanan yang dilarang penggunaannya. Pewarna ini sering digunakan untuk mewarnai bahan kulit, cat, bolpen, lilin, dan kertas karbon. 

Menurut penelitian yang diterbitkan oleh International Agency for Research on Cancer (2012), pemberian auramin secara oral pada hewan uji menunjukkan adanya perkembangan hepatoma (kanker hati). 

Selain itu, jurnal tersebut juga melaporkan bahwa pekerja yang terlibat dalam proses pembuatan auramin memiliki risiko 13 kali lebih tinggi terkena tumor kandung kemih.

Rhodamin B

Menurut situs Direktorat Standardisasi Pangan Olahan Indonesia, rhodamin B termasuk pewarna yang bersifat karsinogenik atau dapat memicu risiko kanker. Pewarna ini umumnya digunakan dalam tekstil, sabun, plastik, dan kayu, sehingga penting untuk menghindari kemungkinan tertelannya rhodamin B. 

Jika dikonsumsi melalui makanan yang mengandung pewarna terlarang ini, rhodamin B bisa terserap dalam saluran pencernaan dan menumpuk di jaringan lemak. Akibatnya, hati harus bekerja lebih keras untuk menetralisir zat berbahaya tersebut. Paparan rhodamin B dalam jangka panjang dapat merusak fungsi hati dan meningkatkan risiko kanker hati.

Methanil Yellow

Metanil yellow adalah pewarna makanan berbahaya yang memiliki warna kuning kecokelatan. Pewarna ini umumnya digunakan untuk mewarnai tekstil, cat, kertas, dan produk berbahan kulit hewan. Makanan yang dicampur dengan pewarna ini biasanya terlihat lebih cerah dan mencolok, sering kali dengan pewarnaan yang tidak merata. 

Paparan metanil yellow dalam jumlah besar dapat menyebabkan gangguan pencernaan seperti muntah dan diare. Jika dikonsumsi dalam jangka panjang, pewarna ini berpotensi menyebabkan masalah pada sistem saraf serta meningkatkan risiko kanker kandung kemih.

Allura Red

Allura Red, atau dikenal juga sebagai Red-40, adalah pewarna yang memberikan warna merah terang. Pewarna ini sering digunakan di restoran cepat saji, terutama dalam pembuatan es krim stroberi, serta dapat ditemukan pada permen dan minuman. 

Meskipun begitu, Allura Red mengandung benzidine yang dikenal sebagai zat karsinogen atau pemicu kanker. Food and Drug Administration (FDA) telah lama mengingatkan bahwa pewarna ini tidak baik bagi kesehatan, terutama bagi anak-anak. Selain itu, FDA juga menetapkan batas aman konsumsi Allura Red, yaitu 7 miligram per kilogram berat badan per hari.

Dampak Kesehatan Pewarna Makanan Berbahaya

Pewarna makanan buatan yang berbahaya dapat menimbulkan berbagai masalah kesehatan, baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Beberapa efek samping yang mungkin terjadi antara lain:

  • Reaksi Alergi: Beberapa pewarna makanan, seperti tartrazine, dapat menyebabkan reaksi alergi pada orang yang sensitif. Gejalanya bisa berupa ruam, gatal-gatal, hingga sesak napas.
  • Hiperaktivitas pada Anak: Sejumlah studi telah mengaitkan konsumsi pewarna makanan buatan dengan peningkatan risiko gangguan perilaku seperti hiperaktivitas, terutama pada anak-anak.
  • Risiko Kanker: Beberapa pewarna buatan, seperti Red 40 dan Green 3, telah dikaitkan dengan peningkatan risiko kanker pada hewan percobaan. Meskipun belum ada bukti kuat yang menunjukkan risiko serupa pada manusia, ada baiknya membatasi konsumsi pewarna ini.
  • Gangguan Fungsi Organ: Dalam beberapa kasus, pewarna makanan buatan dapat menyebabkan gangguan pada fungsi organ, seperti ginjal dan hati, terutama jika dikonsumsi dalam jangka panjang dan dalam jumlah besar.

Demikianlah beberapa jenis pewarna makanan yang berbahaya bagi kesehatan. Mengingat efek buruk yang bisa ditimbulkan, Anda harus selektif dalam memilih makanan demi menjaga kesehatan. Baca juga apa itu gizi seimbang untuk tubuh

Ikuti terus berita terkini dalam negeri dan luar negeri lainnya di VOI. Kami menghadirkan info terbaru dan terupdate nasional maupun internasional.