Konflik Timur Tengah Kian Memanas, Bagaimana Dampaknya ke Harga Minyak di RI?

JAKARTA - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) buka suara terkait pengaruh eskalasi konflik timur tengah terhadap harga komoditas minyak di dalam negeri.

Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik, dan Kerja Sama (KLIK) Kementerian ESDM Agus Cahyono Adi mengatakan hingga saat ini pihaknya masih terus memantau perkembangan harga minyak dunia yang semakin melonjak akibat konflik yang kian memanas.

Agus bilang, sejatinya gejolak harga minyak dunia sudah terjadi sejak lama dan sensitif terhadap ketegangan geopolitik dunia.

"Harga minyak bergejolak itu kan enggak hari-hari ini. Sudah cukup panjang ya. Harga minyak itu sangat sensitif terhadap geopolitik. Enggak sekadar kayak komoditas biasa itu hanya terkait supply demand," ujarnya kepada awak media yang dikutip Sabtu, 5 Oktober.

Ia menambahkan, hingga saat ini belum ada indikasi terjadinya kelangkaan pasokan BBM dan adanya isu geopolitik bisa memengaruhi pasokan BBM.

"Tapi kalau minyak itu belum terjadi shorted aja Isu aja udah menjadi mengkhawatirkan akan kurang pasok. Jadi ya gimana ya, perilakunya seperti itu," sambung Agus.

Asal tahu saja, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia menetapkan harga jual minyak mentah Indonesia atau Crude Price (ICP) untuk bulan September 2024 sebesar 72,54 dolar AS per barel atau turun 5,96 dolar AS dari bulan sebelumnya yang mencapai 78,51 per barel.

Penurunan ini dipengaruhi oleh turunnya harga minyak mentah global, terutama karena penurunan permintaan dari Tiongkok.