Cerita di Balik Perilisan Album Terbaru Lady Gaga, Harlequin

JAKARTA - Ketika penggemar menantikan album “LG7”, Lady Gaga secara tidak terduga justru lebih dulu merilis “Harlequin”, album soundtrack yang terinspirasi dari karakter Harley Quinn di film Joker: Folie à Deux yang akan tayang perdana Jumat, 4 Oktober.

“Harlequin” yang disebut dijuluki sebagai album “LG6.5” diproduksi sepenuhnya oleh Lady Gaga dan Michael Polansky, membawa pendengar dalam perjalanan menantang genre yang menangkap esensi dari salah satu tokoh ikonik.

Album ini diciptakan, ditampilkan, dan direkam antara Malibu dan studio Palms di Las Vegas, saat Gaga menyelesaikan residensi Jazz & Piano-nya pada musim panas tahun 2024.

Gaga dan Polansky menyatukan daftar musisi, kolaborator, dan pengaransemen kelas dunia yang dipilih sendiri untuk membuat album dengan menangkap semangat Harley Quinn dalam setiap nada.

“Harlequin” digambarkan sebagai eksplorasi kompleksitas emosional dari seorang wanita yang tumbuh subur dalam kekacauan, dengan kekuatan yang menentang genre yang tidak dapat dikekang.

Seperti halnya Harley Quinn, kerja Gaga di album ini tidak dapat diprediksi, penuh kontras, dan berani tanpa penyesalan.

Khususnya, Harlequin menandai album pertama Lady Gaga yang terinspirasi musik jazz, sejak meninggalnya Tony Bennett pada 21 Juni 2023.

Album ini dilihat sebagai langkah maju dalam membawa standar klasik ke era modern, seolah-olah lagu-lagu abadi dibayangkan kembali melalui lensa semua musik yang mengikutinya.

Gaga mencoba menghembuskan kehidupan baru ke dalam lagu-lagunya, menggabungkan kecintaannya yang mendalam pada jazz dengan pendekatan avant-garde, serta menghormati masa lalu sambil mendorongnya ke wilayah yang belum dipetakan.

Yang membuat “Harlequin” unik adalah caranya ‘melayang’ dengan mudah di antara semua gaya musik.Ini adalah album yang dibuat dalam arti yang murni, mengingatkan pada masa ketika musisi hanya membuat rekaman yang ingin mereka buat. Sebuah album yang dimaksudkan untuk didengarkan dari awal hingga akhir.

Album ini juga menampilkan interpretasi baru dari "If My Friends Could See Me Now" dan "That's Entertainment”, dengan kontras yang mencolok dalam penampilan vokal yang menonjolkan sisi nakal Harley.

"Smile" diubah menjadi lagu yang menghantui kesadaran diri dan ironi, sementara lagu "The Joker" menyelami hubungan Harley dengan Joker yang terkenal, memberi pendengar sekilas tentang ikatan mereka yang rumit, namun mendalam.

Lagu-lagu orisinal seperti "Happy Mistake" dan "Folie À Deux" menjadi inti emosional album ini, yang memadukan kerentanan dengan energi yang kacau, dimana tercermin perjuangan seorang wanita antara rasa identitasnya dan kejatuhannya ke dalam kegilaan.