Militer AS Kecam Manuver Jet Tempur F-35 Rusia Dekat F-16 saat Melakukan Pencegatan di Alaska

JAKARTA - Militer Amerika Serikat pada Hari Senin merilis video yang disebutnya sebagai manuver tidak aman yang dilakukan oleh jet tempur Rusia, saat militer AS melakukan pencegatan di dekat Alaska pekan lalu.

Dalam unggahan otoritas pertahanan AS di media sosial Komandan Komando Pertahanan Amerika Utara dan Komando Utara AS Jenderal Angkatan Udara Gregory Guillot mengatakan, pesawat Rusia melakukan tindakan tidak aman, saat pesawat NORAD (North American Aerospace Defense Command) melakukan intersepsi yang aman dan disiplin terhadap pesawat militer Rusia di ADIZ Alaska.

"Tindakan satu pesawat Su-35 Rusia itu tidak aman, tidak profesional dan membahayakan semua orang, tidak seperti yang Anda lihat dari angkatan udara profesional," kata Jenderal Guillot dalam cuitan NORAD, seperti dikutip 1 Oktober.

Kedutaan Besar Rusia di Washington tidak segera menanggapi permintaan komentar.

Amerika Serikat secara teratur melakukan pencegatan udara terhadap pesawat Rusia di wilayah udara internasional dekat Alaska, dan biasanya mengatakan bahwa hal itu dilakukan dengan cara yang aman dan profesional. Namun kali ini berbeda, kata para pejabat.

NORAD pada 23 September mengatakan mendeteksi dan melacak empat pesawat militer Rusia yang beroperasi Zona Identifikasi Pertahanan Udara (ADIZ) Alaska.

Menurut pernyataan yang dikirim ke Fox News Digital oleh NORAD seperti mengutip New York Post, "manuver udara tidak profesional yang ditujukan pada NORAD F-16 kami" terjadi saat "sedang melakukan intersepsi profesional rutin terhadap pesawat Tu-95 Rusia" pada tanggal 23 September.

NORAD, dalam pernyataan terbarunya, mencatat "ADIZ dimulai di mana wilayah udara kedaulatan berakhir dan merupakan bentangan wilayah udara internasional yang mengharuskan identifikasi semua pesawat demi kepentingan keamanan nasional."

Video tersebut menunjukkan momen ketika F-16 mendekati pesawat Tu-95 Rusia sebelum Su-35 Rusia melesat tepat di depan jet tempur NORAD, yang tampaknya mengejutkannya.

Pada saat itu, NORAD mengatakan aktivitas Rusia itu "terjadi secara teratur dan tidak dianggap sebagai ancaman."