Rusia Minta Israel Tinggalkan Metode Teroris dalam Penyelesaian Masalah Politik

JAKARTA - Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov mendesak Israel untuk meninggalkan metode teroris dalam menyelesaikan masalah politik.

Hal itu disampaikan Lavrov saat mengomentari pembunuhan Hassan Nasrallah, pemimpin kelompok bersenjata Hizbullah di Lebanon ​​​​​​.

Dalam konferensi pers di New York pada Sabtu kemarin, Lavrov mengatakan dia mendapat kesan bahwa Israel berusaha memprovokasi Iran dan Hizbullah untuk menarik keterlibatan AS dalam konflik di Timur Tengah.

Diplomat Rusia itu menilai pembunuhan Nasrallah bukan upaya provokatif pertama yang dilakukan Israel.

Pada Juli, Ismail Haniyeh, petinggi kelompok perlawanan Palestina Hamas, terbunuh di Teheran ketika berada di ibu kota Iran itu untuk menghadiri pemakaman Presiden Ebrahim Raisi. Sebelumnya, Israel menyerang misi diplomatik Iran di Damaskus, Suriah.

"Tampaknya Israel ingin menciptakan alasan bagi AS untuk terlibat dalam perang ini," kata Lavrov, seraya menambahkan bahwa Israel telah memprovokasi Iran dan Hizbullah.

"Dalam situasi seperti ini, kepemimpinan Iran bersikap sangat bertanggung jawab," katanya dikutip dari Anadolu via Antara, Minggu, 29 September. 

Lavrov mengatakan pertumpahan darah harus dihentikan. Dia menilai Israel tidak memiliki rencana perdamaian apa pun, termasuk mematuhi resolusi Dewan Keamanan PBB.

Dia menyamakan tindakan Israel dengan Ukraina yang memprovokasi keterlibatan langsung NATO dalam perang melawan Rusia.