Rebellion Rose dan Fanny Soegi Bakal ‘Disidang’ di DCDC Pengadilan Musik

JAKARTA - DCDC Pengadilan Musik, sebuah program yang diselenggarakan dalam rangka mengkaji karya-karya para pelaku musik yang berkembang di industri musik Indonesia, kembali digelar di Inlander Koffiehuis, Bandung.

Dalam waktu dekat akan digelar dua edisi, yaitu edisi ke-58 pada 27 September dengan Rebellion Rose sebagai penampil utama, dan edisi ke-59 pada 11 Oktober dengan Fanny Soegi sebagai penampil utama.

Mengambil tema “persidangan”, Rebellion Rose dan Fanny Soegi akan ‘diadili’, ‘dicecar’ dan ‘dimintai keterangan’ perihal perjalanan musik mereka yang semakin naik daun.

“Rebellion Rose dan Fanny Soegi, dua musisi beda genre ini belakangan memang sedang ramai di kalangan pecinta musik. Karya musik mereka juga banyak didengar dan memberikan influence untuk banyak orang, sehingga dinilai layak untuk ‘dipanggil’ dan ‘disidangkan’ tentang musikalitas mereka di DCDC Pengadilan Musik,” kata Agus Danny Hartono selaku Perwakilan DCDC, dalam keterangannya, Jumat, 27 September.

Kemasan DCDC Pengadilan Musik tidak sepenuhnya serius, selingan canda dari setiap ‘perangkat sidang’ bakal turut meramaikan suasana.

‘Pengujian’ bakal dilakukan oleh Budi Dalton dan Pidi Baiq yang bertindak sebagai Jaksa Penuntut Umum, sementara Man Jasad akan memimpin ‘persidangan’ sebagai Hakim.

“Kemudian, persidangan diatur oleh Eddi Brokoli sebagai Panitera, dan dua orang Pembela, Yoga PHB dan Rully Cikapundung yang akan membela para terdakwa agar bisa lolos dari segala dakwaan,” ujar Danny.

Memperkenalkan Rebellion Rose, band asal Yogyakarta yang terbentuk pada tahun 2008, mereka dianggap membuat ‘ulah’ dengan berbagai karya musik mereka yang dinilai mampu diterima dan menaklukan para pecinta musik rock.

Band yang karya musiknya banyak mengusung tema kebersamaan dan memperjuangan suara minoritas ini juga baru saja merilis single anyar bertajuk “Dengan Tangan di Dada Ini Janjiku Padamu”.

“Nggak ada pilihan lain. Kami siap untuk memberikan klarifikasi dan mempertahankan semua idealisme kami dalam bermusik,” kata Fyan Sinner, vokalis Rebellion Rose.

Rebellion Rose tampil di DCDC Pengadilan Musik (Ist)

Sementara itu, Fanny Soegi yang selanjutnya mendapat giliran menghadapi ‘persidangan’, dianggap ‘meresahkan’ lantaran karakter vokalnya yang khas, musik yang syahdu dan lirik yang puitis, serta punya pesona yang memikat.

Sejak memutuskan hengkang dari band dan menjadi solois, kini Fanny juga sudah melepas single baru “Dharma” dan “Arutala”.

Tidak hanya dapat dinikmati langsung , DCDC Pengadilan Musik juga akan disiarkan melalui tayangan live streaming di kanal Youtube DCDC TV serta di website www.dcdc.id.