Pentagon Tegaskan AS Tidak Memberikan Dukungan Intelijen kepada Israel untuk Operasi di Lebanon
JAKARTA - Departemen Pertahanan Amerika Serikat (Pentagon) menegaskan, militer negara itu tidak memberikan dukungan intelijen kepada Israel untuk operasinya di Lebanon.
Juru bicara Pentagon Sabrina Singh mengatakan, tidak ada serangan darat Israel ke Lebanon dalam waktu dekat, tetapi merujuk para wartawan untuk bertanya kepada Israel mengenai operasi dan rencananya.
Ketika ditanya apakah Amerika Serikat mendukung operasi Israel di Lebanon, termasuk dengan dukungan intelijen, Singh mengatakan: "Tidak. Tidak ada dukungan," seperti mengutip Reuters 26 September.
"Dalam hal Lebanon, militer AS tidak terlibat dalam operasi Israel," tegas Singh.
Tidak jelas apakah pernyataan Singh tersebut berlaku untuk berbagi informasi intelijen AS secara real-time tentang rudal-rudal Hizbullah yang mungkin mengarah ke Israel.
Sebelumnya, kepala militer Israel mengatakan kepada pasukannya pada Hari Rabu, serangan udara di Lebanon akan terus berlanjut untuk menghancurkan infrastruktur Hizbullah dan untuk mempersiapkan jalan bagi kemungkinan operasi darat oleh pasukan Israel.
Lebih lanjut Singh mengatakan, Pemerintah Amerika Serikat sedang melakukan upaya-upaya diplomatik untuk meredakan situasi antara Israel dan Hizbullah.
Diketahui, serangan udara Israel minggu ini telah menargetkan para pemimpin Hizbullah dan menghantam ratusan lokasi di dalam Lebanon, di mana ratusan ribu orang telah melarikan diri dari wilayah perbatasan, sementara kelompok tersebut telah menembakkan rentetan roket ke Israel.
Baca juga:
- Peringatkan Kenaikan Permukaan Laut Adalah Alarm Dunia, Menlu Retno: Jangan Tunda Lagi, Bertindak Sekarang
- Presiden Putin Ingatkan Barat, Rusia akan Gunakan Senjata Nuklir Jika Diserang dengan Rudal Konvensional
- AS dan Mitranya Bekerja Keras Hindari Perang Besar di Lebanon, Menlu Blinken: Risiko Eskalasi Sangat Serius
- Menlu RI: Tanpa Inklusivitas, Perdamaian Tidak akan Pernah Tercapai
"Anda melihat tekanan penuh dari pemerintah Amerika Serikat dan pemerintahan ini. Kami ingin melihat solusi diplomatik, dan kami ingin melihatnya segera," tambah Singh.
Sementara itu, Presiden AS Joe Biden mengatakan perang habis-habisan mungkin saja terjadi di Timur Tengah, namun ada juga kemungkinan penyelesaian dalam konflik Israel di Gaza dan Hizbullah.