Pasutri di RS Polri: Anak Saya Tidak Kecebur Kali Bekasi, Tapi Tertangkap di Polsek, Kok Jadi Meninggal?

JAKARTA - Maulana dan Melinda, pasangan suami istri (pasutri) itu terlihat cemas di Posko DVI RS Polri Kramat Jati, Jakarta Timur. Keduanya bertanya-tanya apakah salah satu dari lima jenazah korban Kali Bekasi yang masih berada di RS Polri Kramat Jati adalah putranya, Vino Satriani (15).

Keduanya datang ke RS Polri hanya untuk memastikan dan mengetahui keberadaan anaknya. Pasalnya, sejak berpamitan hendak ke rumah sang nenek, Vino tak kunjung pulang ke rumahnya.

Menurut Melinda, ia mendapat kabar dari teman Vino yang selamat, bahwa Vino tidak tercebur (tidak melompat ke Kali Bekasi).

"Dari kesaksian temannya yang selamat, Vino ini tidak kecebur, dia tertangkap di Polsek. Tapi tiba-tiba kenapa anak saya meninggal? Ini ada apa? Larinya bareng (dengan temannya yang menjadi saksi mata)," ujar Melinda kepada wartawan, Kamis, 26 September.

"Mama Vino, Vino kok bisa meninggal? Kan ketangkap Polsek Kemang. Temannya melihat jelas Vino ditangkap polisi," imbuh Melinda, menirukan perkataan teman anaknya yang selamat.

Mendengar kesaksian dari teman putranya secara langsung, Melinda dan suaminya segera mendatangi Polsek yang dimaksud untuk memastikan keberadaan anaknya. Namun upaya itu sia - sia. Melinda tak berhasil menemukan anaknya.

"Saya ke Polsek tidak ada, aya dilimpahkan ke Polres. Dari Polres saya dilimpahkan kesini (RS Polri). Kesini katanya tidak bisa melihat jenazah sampai sekarang. Simpang siurnya (status keberadaan) anak saya," katanya.

Namun setelah berada di RS Polri, keduanya tidak dapat melihat jenazah anaknya dengan alasan belum ada kelengkapan data. Padahal pihaknya mengaku sudah melakukan tes DNA dan menyerahkan raport Ijazah Vino yang terdapat cap sidik jari.

"(saya cuma ingin memastikan jenazah Vino bukan) Iya itu saja, mencari. Saya ingin memastikan anak saya atau bukan. Katanya jika sidik jari sudah ada bisa dipulangkan, sedangkan sampai sekarang belum," sesal Melinda.

Melinda masih menunggu kepastian dari Tim Forensik RS Polri untuk sekedar mengetahui status putranya itu.

"Belum dipastikan (kapan selesai proses identifikasi), katanya suruh nunggu," keluhnya.

Kemudian Melinda secara tiba - tiba menangisi putranya yang belum diketahui keberadaannya, apakah masih hidup atau telah meninggal.

"Abangg, abangg. Abang gak kasihan sama mamah. Abaangg. Minta doanya aja," tutur Melinda seraya mengenang Vino, putranya.

Sebelumnya, Kepala Rumah Sakit Polri Kramat Jati, Brigjen Prima Heru Yulijartono mengatakan, saat ini sudah ada ada 7 keluarga yang mendatangi posko DVI RS Polri terkait identifikasi 7 jenazah Kali Bekasi.

"Yang dua ini data antemortem dan posmortem nya sudah sehingga kita langsung simpulkan bahwa itu teridentifikasi (jenazah Muhammad Rizky dan Ahmad Davi). Sedangkan 5 jenazah masih ada beberapa data yang kurang dan perlu pemeriksaan lebih lanjut," kata Brigjen Prima Heru saat dikonfirmasi, Rabu, 25 September.

Sampai saat ini, tim forensik RS Polri masih mengumpulkan data ante mortem dari keluarga 5 jenazah Kali Bekasi yang belum teridentifikasi.

"Lima jenazah masih menunggu proses identifikasi. Jadi diidentifikasi harus dipastikan, ini (jenazah) siapa? Si A, C, B dan seterusnya. Harus kita pastikan dulu, baru kita serahkan ke pihak keluarga. Harus jelas, keluarga siapa jenazah ini," ujarnya.