Israel Terbuka Terhadap Ide Meredakan Ketegangan di Lebanon, Dubes Danon: Kami Tidak Ingin Memulai Invasi Darat

JAKARTA - Israel terbuka terhadap ide-ide untuk meredakan ketegangan di Lebanon, kata Duta Besar Israel untuk PBB Danny Danon, sehari setelah Amerika Serikat mengatakan sedang menjajaki beberapa "ide-ide konkret" dengan sekutu dan mitra.

"Saat kita berbicara, ada kekuatan-kekuatan penting yang mencoba untuk memunculkan ide-ide dan kami berpikiran terbuka untuk itu," katanya kepada wartawan, melansir Reuters 25 September.

"Kami tidak ingin memulai invasi darat di mana pun. Kami lebih suka solusi diplomatik," jelasnya.

Pada Hari Senin, seorang pejabat senior Departemen Luar Negeri mengatakan bahwa AS sedang berdiskusi dengan sekutu dan mitra mengenai beberapa "gagasan konkret" untuk menemukan jalan keluar yang akan mencegah eskalasi lebih lanjut dalam pertempuran dan mengurangi ketegangan.

Danon mengatakan, Israel menanggapi gagasan tersebut dengan serius.

"Kami masih berpikir belum terlambat bagi pemerintah Lebanon, bagi rakyat Lebanon, untuk menekan Hizbullah agar menghentikan agresi mereka. Jika mereka tidak akan menembakkan roket ke Israel, maka kami akan dapat membawa kembali penduduk kami, kembali ke komunitas mereka, itu saja," katanya.

Ketika ditanya oleh wartawan tentang apa yang sedang mereka diskusikan saat ini, Danon berkata: "Saya tidak bisa membahasnya."

Pertempuran sengit minggu ini antara Israel dan Hizbullah Lebanon yang didukung Iran telah meningkatkan kekhawatiran konflik yang telah berlangsung hampir setahun akan meledak dan mengganggu stabilitas Timur Tengah, tempat perang antara Hamas dan Israel telah berkecamuk di Gaza.

Israel mengatakan sedang mengalihkan fokusnya dari Gaza ke perbatasan utara, tempat Hizbullah telah menembakkan roket ke Israel untuk mendukung Hamas, yang juga didukung oleh Iran.

Terbaru, Hizbullah pada Hari Rabu mengatakan meluncurkan rudal ke Israel dengan sasaran kali ini adalah markas besar dinas intelijen Mossad di dekat Tel Aviv. Serangan ini dilakukan tak lama setelah militer Israel mengatakan pihaknya mencegat serangan tersebut dalam serangan yang jarang terjadi jauh dari garis depan.

Dilansir dari CNN, kelompok militan tersebut mengatakan pihaknya meluncurkan rudal balistik Qadr 1 yang menargetkan markas Mossad di pinggiran Tel Aviv "untuk mendukung rakyat Palestina yang teguh di Gaza" dan untuk "membela Lebanon dan rakyatnya."

Diketahui, Pemerintah Israel telah menjadikan pengamanan perbatasan utara sebagai prioritas perang dan mengizinkan kembalinya sekitar 70.000 penduduk yang mengungsi akibat konflik, sementara Hizbullah telah bersumpah untuk tidak mundur sampai gencatan senjata tercapai di Gaza.