Menlu Lebanon Kecewa dengan Pidato Joe Biden di PBB, Dianggap Normatif Tak Selesaikan Masalah
JAKARTA - Menteri Luar Negeri Lebanon Abdallah Bou Habib menyatakan kekecewaannya terhadap Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden dalam pidato di sidang Majelis Umum PBB mengenai meningkatnya konflik antara Israel dan Hizbullah.
Padahal AS disebut sebagai satu-satunya negara yang benar-benar dapat membuat perbedaan di kawasan.
Biden hanya secara singkat menyebutkan meluasnya pertempuran di Timur Tengah dalam pidato terakhirnya di Majelis Umum PBB, yang terjadi ketika serangan lintas batas menewaskan ratusan orang.
“Itu tidak kuat. Ini tidak menjanjikan, dan tidak akan menyelesaikan masalah ini,” kata Abdallah Bou Habib tentang pidato Biden dalam acara virtual yang diselenggarakan oleh Carnegie Endowment for International Peace di New York dilansir CNN, Rabu, 25 September.
Mengacu pada perang di Gaza dan ketakutan akan konflik regional yang lebih luas, Bou Habib mengatakan pemerintah Israel tidak dapat bertahan kecuali dengan perang.
Dia juga mengkritik pembunuhan warga sipil di Lebanon.
Baca juga:
- Sirine Berbunyi di Netanya, Roket dari Lebanon Dicegat Militer Israel
- PM Kanada Trudeau: Pembunuhan Perempuan dan Anak-anak di Lebanon Sangat Memprihatinkan
- Tak Sanggup Biaya Pemeliharaan, Finlandia akan Kembalikan 2 Panda Raksasa ke China
- Joe Biden: Orang-orang yang Tak Bersalah di Israel dan Gaza Sedang Mengalami Masa ‘Neraka’
Diperkirakan setengah juta orang telah mengungsi di Lebanon.
Pekan lalu, Israel menjadikan kembalinya penduduk ke Israel utara dengan selamat sebagai tujuan perang setelah hampir setahun terjadi baku tembak lintas batas dengan Hizbullah.
Biden dalam pidatonya mengajak negara-negara meredakan ketegangan di Timur Tengah. Solusi diplomatik kata Biden harus dikedepankan.
“Terlalu banyak orang di setiap sisi perbatasan Israel-Lebanon yang masih mengungsi,” katanya. “Perang skala penuh bukanlah kepentingan siapa pun,” imbuh Biden.