Penambang Kripto di Rusia Semakin Kreatif, Bangun Tambang Bawah Tanah untuk Hindari Hukum
JAKARTA – Republik Dagestan di Rusia bagian selatan menyerukan tindakan lebih tegas terhadap penambang kripto yang boros listrik. Pejabat setempat mengungkapkan bahwa para penambang tersebut menyebabkan pemadaman listrik dan berupaya menghindari hukum dengan membangun instalasi tambang bawah tanah.
Penambangan mata uang digital semakin diawasi secara global dalam beberapa tahun terakhir karena kekuatan komputasi yang diperlukan untuk menyelesaikan puzzle kompleks membutuhkan perangkat keras khusus yang beroperasi sepanjang waktu dan menyedot banyak energi listrik.
Perdana Menteri Dagestan, Abdulmuslim Abdulmuslimov, mengatakan bahwa pihak berwenang harus lebih fokus pada penambangan kripto ilegal setelah terjadi kebakaran di gardu listrik di ibu kota yang disebabkan lonjakan konsumsi listrik oleh para penambang kripto.
Baca juga:
- Resmikan NextHub Global Summit 2024, Menkominfo Dorong Investasi di Agritech dan Aquatech
- TikTok Hapus Akun Media RT dan Sputnik karena Pengaruh Operasi Terselubung
- Vitalik Buterin Klarifikasi Tak Punya Anjing, Harga Memecoin MISHA Anjlok Drastis
- Kominfo Resmikan Pengoperasian Early Warning System di TV Digital
“Pemilik instalasi penambangan kripto ilegal menemukan metode baru untuk 'mengelabui' hukum – mereka memasang tambang kripto di bawah tanah,” kata Abdulmuslimov.
Pemerintah Dagestan merilis rekaman yang menunjukkan penyelidik memeriksa instalasi penambangan kripto di sebuah gua bawah tanah darurat dengan puluhan kipas angin untuk mendinginkan komputer.
Undang-undang penambangan kripto yang ditandatangani oleh Presiden Rusia, Vladimir Putin, akan mulai berlaku pada 1 November 2024. Kementerian Keuangan akan menjaga daftar khusus perusahaan yang terlibat dalam penambangan kripto, sementara individu yang menambang mata uang digital harus memberikan informasi tertentu kepada regulator pemantau keuangan Rusia.