Beberapa Perusahaan Jepang di China Tawarkan Staf Pulang Usai Insiden Penikaman Bocah 10 Tahun 

JAKARTA - Beberapa perusahaan Jepang di China menawarkan untuk mengirim staf dan keluarga mereka kembali ke rumah setelah seorang anak laki-laki Jepang berusia 10 tahun ditikam secara fatal di kota Shenzhen, China. 

Hal ini disampaikan Eksekutif Jepang dan karyawan perusahaan Jepang di Beijing, dilansir  Channelnewsasia, Jumat, 20 September.

Penikaman Rabu kemarin itu adalah serangan kedua di dekat sekolah-sekolah Jepang di China dalam beberapa bulan terakhir, dan terjadi pada peringatan sebuah insiden pada tahun 1931 yang memicu perang antara China dan Jepang.

Kedutaan besar Jepang bertemu dengan kamar dagang Jepang, sekolah Jepang Beijing pada Kamis malam untuk membahas keselamatan komunitas Jepang di China, kata kedutaan dalam sebuah pernyataan.

Duta besar Jepang untuk Beijing Kenji Kanasugi juga berbicara dengan wakil menteri luar negeri China Sun Weidong dan meminta Beijing untuk meningkatkan langkah-langkah keamanan, pernyataan itu menambahkan.

Kedutaan tidak menyebutkan apa pun tentang relokasi, tetapi eksekutif Jepang yang berbasis di Beijing, yang meminta anonimitas mengingat kepekaan masalah tersebut, mengatakan beberapa perusahaan menawarkan opsi tersebut kepada karyawan mereka.

Karyawan di empat perusahaan Jepang juga mengatakan beberapa perusahaan besar di China telah memberi karyawan Jepang dan keluarga mereka pilihan untuk direlokasi pulang atas biaya perusahaan, atau sedang mempertimbangkan untuk melakukannya.

"Ini adalah kejutan yang sangat berat," kata eksekutif itu kepada Reuters. "Dan ini adalah contoh lain di mana sebuah sekolah Jepang menjadi sasaran."

"Mengenai cuti sementara, ya, itu benar, dan banyak perusahaan Jepang akan melakukannya," katanya. "Kita perlu tahu mengapa ini terjadi lagi ... kalau tidak, kita tidak bisa hidup dan bekerja di sini."

Kementerian luar negeri China pada hari Kamis menyatakan belasungkawa kepada keluarga korban, dan menyebut kejahatan itu sebagai "kasus individual".

Jepang telah mendesak pemerintah China untuk melakukan yang terbaik untuk memastikan keselamatan warga negara Jepang di sana, serta memberikan rincian tentang insiden tersebut, kata kedutaan besar Jepang.

Kedutaan tidak menanggapi permintaan komentar Reuters.

Pada hari Rabu, seorang pria berusia 44 tahun bermarga Zhong menikam anak laki-laki berusia 10 tahun itu dalam perjalanan ke sekolah. Bocah itu, yang merupakan warga negara Jepang yang lahir dari ayah Jepang dan ibu Tionghoa, meninggal sehari kemudian.

Penyerang telah mengaku menyerang bocah itu dan sebelumnya telah ditangkap pada tahun 2015 atas tuduhan menghancurkan fasilitas telekomunikasi publik, media China melaporkan pada hari Jumat.