Jangan Percaya Alat Pendeteksi AI, Ini Alasannya

JAKARTA – Perkembangan teknologi selalu membawa sisi baik dan buruk, tak terkecuali Artificial Intelligence (AI). Teknologi ini dapat meningkatkan efisiensi dan otomatisasi tugas, tetapi bisa juga sebagai alat menipu.

AI sering disalahgunakan untuk berbagai tujuan, mulai dari menipu dosen dengan mengumpulkan tugas yang dikerjakan oleh AI, melakukan phishing melalui pesan dan email dengan tata bahasa yang rapi, hingga membuat deepfake yang merugikan orang tertentu.

Dengan banyaknya jenis penipuan berbasis AI, banyak pengembang yang berlomba-lomba membuat alat yang diklaim dapat mendeteksi AI dengan akurasi yang tepat. Namun, ada beberapa alasan untuk tidak percaya dengan alat pendeteksi AI.

Persentase Deteksi yang Salah

Dilansir dari Makeuseof, alat pendeteksi AI sering kali menunjukkan hasil yang salah. Misalnya, konten buatan manusia diklaim 100 persen buatan AI, sedangkan konten yang sepenuhnya dibuat oleh ChatGPT atau model AI lainnya dinilai 70 hingga 100 persen buatan manusia.

Hal ini terjadi karena tulisan manusia dan teknologi masih belum bisa dibedakan. Secanggih apa pun metode pengenalan bahasanya, alat ini masih bisa melakukan kesalahan. Salah satu alat pendeteksi AI yang terbukti melakukan kesalahan adalah ZeroGPT.

Hasil Deteksi Alkitab

Jika Anda ingin mengetahui kesalahan fatal dari detektor AI, Anda bisa memasukkan beberapa ayat dari alkitab. Kita suci sudah dibuat sejak lama, bahkan sebelum manusia tahu tentang teknologi. Jika ayat alkitab terdeteksi buatan AI, alat tersebut sudah jelas melakukan kesalahan.

Kesalahan ini bisa ditemukan di ZeroGPT. Detektor AI itu menunjukkan bahwa ayat alkitab dibuat oleh AI, hasil yang sepenuhnya salah. Hal ini tidak hanya terjadi pada ayat alkitab, tetapi juga literatur dan teks sejarah.

Deklarasi Kemerdekaan AS Diklaim AI

Kesalahan berikutnya yang ditunjukkan oleh detektor AI adalah hasil dari deklarasi kemerdekaan AS. Jika Anda mencoba memasukkan teks tersebut ke detektor AI, biasanya alat itu akan mengeklaim teksnya sebagai buatan AI.

Teks deklarasi kemerdekaan AS dibuat pada tahun 1776, sudah hampir 250 tahun yang lalu sehingga tidak mungkin teksnya dibuat oleh AI. Oleh karena itu, analisis detektor AI belum bisa dipercaya karena tidak sedikit yang masih melakukan kesalahan.