Muncul Ancaman Megathrust, BPBD DKI Terima Banyak Permintaan Pelatihan Mitigasi Gempa

JAKARTA - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta mulai menerima banyak permintaan untuk mengadakan latihan soal mitigasi bencana gempa bumi setelah munculnya ancaman gempa megathrust.

"Semenjak adanya isu megathrust ini, kita jadi cenderung banyak dapat permintaan Untuk adanya pelatihan atau pengetahuan tentang mitigasi bencana gempa," kata Kapusdatin BPBD DKI Jakarta Mohamad Yohan kepada wartawan, Kamis, 19 September.

Yohan mengaku, BPBD selama ini memang menjalankan kegiatan sosialisasi dan edukasi mengenai mitigasi bencana. Biasanya, edukasi ini dilakukan pada komunitas RT-RW, kelurahan, hingga gedung-gedung perkantoran.

Lalu, semenjak masyarakat mulai mengetahui adanya potensi gempa megathrust, permintaan untuk mendapat edukasi dari BPBD yang diajukan lewat layanan telepon 112 dan kanal resmi BPBD meningkat pesat.

Hal ini, menurut Yohan, membuktikan bahwa kesadaran masyarakat dalam menghadapi ancaman bencana mulai meningkat.

"Efeknya seperti itu ya. Dengan adanya isu megathrust, yang positifnya adalah orang semua jadi aware bahwa bencana ini selalu harus kita waspadai," ucap Yohan.

Semenjak muncul isu megathrust, Yohan menyebut BPBD melakukan koordinasi intensif dengan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG).

Sehingga, BPBD bisa lebih cepat menginformasikan potensi bencana lewat early warning system kepada masyarakat untuk antisipasi awal.

"Jadi memang informasi potensi megathrus ini memang harus disampaikan. Kalau enggak disampaikan, nanti dampaknya akan lebih banyak yang kurang peduli tentang potensi yang ada," urai Yohan.

Sebagai informasi, megathrust adalah jenis patahan tektonik yang terbentuk di zona subduksi, di mana satu lempeng tektonik menyusup di bawah lempeng lainnya.

Patahan ini terjadi di batas lempeng konvergen, terutama antara lempeng samudera dan lempeng benua.

Gempa megathrust umumnya sangat kuat dan sering kali berkekuatan besar dengan kekuatan magnitudo 8 atau lebih. Hal ini terjadi karena pergeseran yang terjadi di sepanjang patahan ini melibatkan area yang sangat luas dan melepaskan energi yang besar.