Perizinan Energi Hijau Berbelit, Bahlil Ngadu ke Jokowi
JAKARTA - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia melaporkan Indonesia menjadi negara yang memiliki potensi geothermal terbesar di dunia sebesar 40 persen atau setara dgn 24 GW.
Bahlil juga menyebut menyebut pertumbuhan geotermal di RI mencapai 2 kali lipat dalam 10 tahun terakhir. Namun demikian Bahlil menyebut masih terdapat beberapa tantangan utama yang harus dihadapi dalam optimalisasi energi panas bumi di tanah air.
Dikatakan Bahlil, salah satu tantangan dalam pengembangan energi di Indonesia adalah lambatnya proses perizinan investasi. padahal, kata dia, saat masih menjabat sebagai Menteri Investasi, pemerintah telah mereformasi Undang-Undang Cipta Kerja namun perizinan masih lambat.
"Ternyata di kantor kami sampai ayam tumbuh gigi pun akan susah. Kenapa orang lakukan investasi urus izin 3 tahun. RKPPR, izin Amdal, izin lokasi bisa 2 sampai 3 tahun, masuk di KESDM main lagi barang itu," kata dia dalam sambutannya pada agenda Indonesia International Geothermal Convention and Exhibition (IIGCE) ke-10 di Jakarta Convention Center (JCC) Rabu, 18 September.
Tak berhenti sampai di situ, pada proses eksplorasi juga membutuhkan waktu yang lama sehingga seluruh proses pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) bisa mencapai 6 tahun, atau melebihi periode kepemimpinan kepala negara.
"Jadi Pak, bisa membangun konstruksinya itu baru tahun ke 6, jadi lebih masa periodesasi presiden satu periode. Coba bayangkan, Pak. Jadi, akan susah kita melakukan percepatan untuk menuju 2060 net zero emission," kata dia di hadapan Jokowi.
Bahlil juga meminta izin kepada kepala negara untuk memangkas syarat dan waktu perizinan untuk mempercepat investasi di sektor energi.
Untuk itu ia meminta Investor untuk tidak ragu melakukan investasi di sektor energi karena permasalahan perizinan ini sudah disampaikan kepada Presiden Jokowi dan Presiden Terpilih, Prabowo Subianto.
"Jadi, teman-teman investor, nggak perlu ragu, saya sudah lapor sama Presiden Jokowi dan juga saya sudah melapor kepada Bapak Presiden terpilih Prabowo," sambung dia.
Baca juga:
Bahlil mengimbau investor untuk tidak ragu menanamkan modal di Indonesia karena akan didukung secara penuh oleh presiden.
Investor, kata dia, hanya perlu membawa teknologi dan modal atau capex karena pasar sudah tersedia.
"Kalau ada masalah di lapangan, kita akan minta bantu pada Pak Kapolri dan Pak Menteri ATR," tandas Bahlil.