Bagikan:

JAKARTA - Presiden Joko Widodo mengaku kaget dengan lamanya pengurusan izin pendirian Pembangkit Listrik Panas Bumi (PLTP) yang memakan waktu 5 hingga 6 tahun.

Dikatakan Jokowi, dirinya telah mengunjungi setidaknya 4 lokasi PLTP di Indonesia namun dirinya heran dengan potensi yang besar dan sudah dikerjakan tapi tidak berjalan dengan cepat lantaran lamanya perizinan yang dibutuhkan.

"Kalau saya ndak kuat saya. Meski banyak yang menyampaikan saya sabar, untuk nunggu 6 tahun ga kuat," ujar Jokowi dal sambutannya pada agenda Indonesia International Geothermal Convention and Exhibition (IIGCE) ke-10 di Jakarta Convention Center (JCC) Rabu, 18 September.

Jokowi mengatakan, RI memiliki potensi sebesar 24.000 MW energi panas bumi namun baru dimanfaatkan sebesar 11 persen. Dengan lamanya perizinan, dirinya khawatir banyak investor yang akan meninggalkan proyek listrik hijau ini

"Karena kalau nunggu, bayangkan untuk mulai konstruksi saja 5-6 tahun. Tuh kalau orang engga sabar, kalau investornya ga sabar engga mungkin mau kerjakan, nunggu sampai 6 tahun," beber dia.

Sebagai negara dengan potensi Panas Bumi sebesar 40 persen dari total potensi dunia, Jokowi menyebut RI memiliki banyak peluang untuk dikermbangkan karena saat ini baru 11 persen yang termanfaatkan dari potensi yang ada.

Selain itu, kata dia, Indonesia berkomitmen menjadi bagian penting dari langkah dunia dalam membangun ekonomi hijau dalam mengembangkan industri hijau dan transisi ke ekkonomi hijau.

Jokowi juga menyadari jika tantangan yang dihadapi dalam mengembangkan potensi ini adalah terkait keterjangkauan harga. \

"Selalu problemnya di situ. Kemudian keadilan akses bagi masyarakat. Kemudian pemanfaatan teknologi yang tidak terbuka sehingga tidak optimal," pungkas dia.