Polisi Selidiki Penyebab Kelangkaan Elpiji 3 kg di Batam yang Harganya Bisa Capai Rp40 Ribu
BATAM - Satuan Reserse dan Kriminal Kepolisian Resor Kota Barelang, Kepulauan Riau, turut menyelidiki penyebab kelangkaan elpiji tabung ukuran 3 kilogram yang terjadi di Kota Batam beberapa waktu terakhir.
Kepala Satuan Reskrim Polresta Barelang AKP Giadi Nugraha mengatakan dalam penyelidikan ini, pihaknya menurunkan tim ke lapangan dan berkoordinasi dengan instansi terkait.
"Saat ini sedang dilakukan koordinasi dengan instansi terkait dan dilakukan penyelidikan di lapangan," kata Giadi dilansir ANTARA, Selasa, 17 September.
Penyelidikan dilakukan dengan mengumpulkan data dan informasi guna mencari tahu suatu peristiwa yang diduga sebagai tidak pidana dapat atau tidak dilakukan penyidikan menurut undang-undang.
Mengenai ada ya pihak-pihak yang akan dimintai keterangan dalam penyelidikan ini, perwira pertama Polri itu mengatakan masih dalam penyelidikan.
"Saat ini masih penyelidikan ya," ujarnya.
Kelangkaan elpiji tabung 3 kilogram terjadi di Kota Batam sejak beberapa pekan terakhir sehingga mengakibatkan masyarakat seperti di wilayah Taman Raya kesulitan mendapatkan elpiji subsidi itu.
Kalau pun ada yang menjual, harganya mencapai Rp25 ribu per tabung, lebih mahal dari harga normalnya Rp21 ribu per tabung. Begitu pula di wilayah Bengkong, ada yang mendapatkan elpiji subsidi seharga Rp40 ribu.
Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kota Batam bersama Pertamina Patra Niaga Kepri melaksanakan operasi pasar elpiji 3 kilogram di wilayah Botania dan Bengkong.
Selain itu, Disperindag dan Pertamina juga mengidentifikasi penyebab terjadinya kelangkaan elpiji subsidi tersebut di Kecamatan Bengkong.
Baca juga:
Kepala Disperindag Kota Batam Gustian mengatakan di kawasan Bengkong ditemukan sejumlah pelaku usaha pencucian (laundry) hingga usaha menengah ke atas menjadi konsumen dengan kategori masif menggunakan elpiji subsidi, yang diduga menjadi salah satu penyebab agen pangkalan kehabisan stok.
"Memang ada terjadi kekosongan karena keterlambatan pengiriman kuota, tetapi kami cari potensi penyebab lain dan menemukan kendala tersebut. Kami menduga temuan ini juga menjadi penyebab utama kekosongan," kata Gustian, Senin (16/9).
Mengenai temuan tersebut, Disperindag Kota Batam telah melayangkan surat peringatan kepada pemilik usaha pencucian yang menggunakan elpiji 3 kg untuk operasional usahanya, selain dilakukan pergantian penggunaan tabung elpiji nonsubsidi bright ukuran 12 kg.