Presiden Putin Perintahkan Penambahan Jumlah Personel, Rusia Bakal Miliki 1,5 Juta Tentara
JAKARTA - Presiden Vladimir Putin pada Hari Senin memerintahkan penambah jumlah personel angkatan darat Rusia sebanyak 180.000, menjadikan negara itu memiliki 1,5 juta tentara aktif, langkah yang akan menjadikannya terbesar kedua di dunia setelah China.
Dalam dekret yang dipublikasikan di situs web Kremlin, Presiden Putin memerintahkan jumlah keseluruhan angkatan bersenjata untuk ditingkatkan menjadi 2,38 juta orang, yang menurutnya 1,5 juta di antaranya harus merupakan personel aktif, melansir Reuters 17 September.
Langkah tersebut, yang merupakan ketiga kalinya Putin memperluas jajaran tentara sejak mengirim militernya ke Ukraina pada Februari 2022, dilakukan saat pasukan Rusia bergerak maju di Ukraina timur di sebagian garis depan sepanjang 1.000 km (627 mil) dan mencoba mengusir pasukan Ukraina dari wilayah Kursk Rusia.
Meskipun populasi Rusia tiga kali lebih besar dari Ukraina dan telah berhasil merekrut sukarelawan dengan kontrak yang menguntungkan untuk bertempur di Ukraina, Rusia - seperti pasukan Kyiv - telah mengalami kerugian besar di medan perang, dan tidak ada tanda-tanda perang akan segera berakhir.
Kedua belah pihak mengatakan jumlah pasti kerugian mereka adalah rahasia militer.
Sementara itu, Andrei Kartapolov, ketua komite pertahanan majelis rendah parlemen Rusia mengatakan, peningkatan jumlah pasukan aktif adalah bagian dari rencana untuk merombak angkatan bersenjata dan secara bertahap meningkatkan jumlah mereka agar sesuai dengan apa yang ia gambarkan sebagai situasi internasional saat ini dan perilaku "mantan mitra asing kita."
"Misalnya, kita sekarang perlu membentuk struktur dan unit militer baru untuk memastikan keamanan di wilayah barat laut (Rusia) karena Finlandia, yang berbatasan dengan kita, telah bergabung dengan blok NATO," kata Kartapolov kepada Parlamentskaya Gazeta, surat kabar internal parlemen Rusia.
"Dan untuk melaksanakan proses ini, kita perlu menambah jumlah pasukan," tambahnya.
Diketahui, Presiden Putin sejak 2022 sebelumnya telah memerintahkan dua kali peningkatan resmi dalam jumlah pasukan tempur, masing-masing sebesar 137.000 dan 170.000.
Selain itu, Rusia memobilisasi lebih dari 300.000 tentara pada Bulan September dan Oktober 2022, membuat puluhan ribu pria usia wajib militer untuk meninggalkan negara itu.
Baca juga:
- Tersangka Percobaan Penembakan Trump Dukung Ukraina, Kremlin: Bermain Api Memiliki Konsekuensi
- Secret Service Lihat Laras Senjata, Donald Trump Selamat dari Penembakan saat Main Golf
- Sebabkan Penerbangan Dialihkan, Pria Ini Dihukum Membayar Biaya Bahan Bakar Pesawat Rp89 Juta
- INALAC 2024 Bukukan Transaksi Rp16,2 Triliun: Ada Produsen Rempah hingga Pesawat N-219
Kremlin telah mengatakan, tidak ada mobilisasi baru yang direncanakan untuk saat ini, dan bahwa idenya adalah untuk terus mengandalkan sukarelawan yang mendaftar untuk bertempur di Ukraina.
Menurut data dari Institut Internasional untuk Studi Strategis (IISS), lembaga pemikir militer terkemuka, peningkatan tersebut akan membuat Rusia melampaui Amerika Serikat dan India dalam hal jumlah prajurit tempur aktif yang dimilikinya dan menjadi yang kedua setelah Tiongkok dalam hal jumlah personel.
IISS mengatakan Negeri Tirai Bambu memiliki lebih dari 2 juta personel dinas aktif.