Kenangan Sosok Mendiang Harry Roesli di Mata Dewa Budjana
JAKARTA - Dewa Budjana memperingati hari kelahiran mendiang Harry Roesli melalui unggahan di akun Instagram pribadinya. Gitaris Gigi itu menceritakan kenangannya atas tokoh musik Indonesia yang telah berpulang pada 11 Desember 2004 itu.
Dalam unggahannya, Dewa Budjana memamerkan foto dirinya bersama Harry Roesli di tahun 2003. Gitaris 61 tahun itu pun mengaku sebagai pengagum almarhum sejak lama.
“Saya sangat mengagumi karya-karya beliau, Titik Api (1976), album pertama yang saya dengar saat SMP di Surabaya,” tulis Dewa Budjana dalam keterangan unggahan.
“Lagu-lagunya, liriknya, aransemennya yang unik, juga isian lead guitar dari Albert Warnerin sangat mempengaruhi awal bermusik saya,” lanjutnya.
Budjana juga menunjukkan salah satu arsip yang berisi tulisan Harry Roesli saat masih menjadi jurnalis. Terlihat bagaimana Harry mendeskripsikan pengamatannya terhadap Spirit, band Budjana sebelum Gigi.
“Tahun 1987, saat saya ngeband bareng Spirit, tiba-tiba ada jadwal wawancara, dan ternyata yang dateng Harry Roesli.. sosok panutan banget,” tutur Budjana.
Baca juga:
- Terungkap dalam Video Jadul: Sebelum Gabung GIGI, Dewa Budjana Jadi Pengiring di TVRI
- Tanggapan AKSI Atas Penulisan Kredit Lagu Asmalibrasi dari Soegi Bornean
- Kebanggaan Raisa Kembali Tampil di GBK, Merinding dan Haru Dukung Timnas
- Antusiasme Sintya Marisca Nonton Konser Bruno Mars Hari Pertama di Jakarta
Saat itu, Budjana mengaku grogi dan kebingungan karena harus berhadapan dengan sosok idola yang ingin melakukan wawancara.
“Gimana gak grogi dan bingung?? Berhadapan dengan beliau,” katanya.
“Nah, seperti itu gaya tulisannya yang unik dan jenaka, suara saya disebutkan seperti Knalpot pecah ha ha,” kata Budjana.
“Damai di sana Kang .... Hari ini hari lahirmu.”
Sebagai informasi, Harry Roesli lahir di Bandung pada 10 September 1951. Perjalanan musiknya berjalan lebih dari 30 tahun, yang membuatnya menjadi salah satu musisi yang disegani di Tanah Air.
Tidak kurang dari 22 album telah dihasilkan Harry Roesli, antara lain Philosophy Gang (1973), Ken Arok (1975), Gadis Plastik (1977), Harry Roesli ’83 (1983), dan masih banyak lagi.