Trump Bilang Ingin Perang Ukraina-Rusia Berakhir, Tuding Harris Gagal Soal Negosiasi Perdamaian

JAKARTA - Donald Trump menyebut Kamala Harris gagal mengamankan perdamaian saat dikirim bernegosiasi dengan Ukraina dan Rusia, mengatakan dirinya menginginkan perang kedua negara berakhir.

"Saya ingin perang berhenti," kata calon presiden dari Partai Republik Trump dalam debat dengan pesaingnya dari Partai Demokrat Harris, ketika ditanya apakah dia ingin Ukraina menang melawan Rusia, melansir CNN 11 September.

Debat mantan presiden Trump dengan petahana wakil presiden Harris ini digelar di National Constitution Center, Philadelphia dengan oleh David Muir dan Linsey Davis, pada Selasa malam waktu setempat dan tanpa dihadiri penonton, mengutip Reuters.

"Dengan itu, saya ingin perang ini selesai," tandasnya.

Lebih lanjut Trump mengatakan, ia memiliki hubungan baik dengan Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky.

"Saya akan menyelesaikannya bahkan sebelum saya (dilantik) menjadi presiden," katanya.

Ketika diminta untuk mengklarifikasi pendiriannya mengenai apakah AS memiliki kepentingan terbaik bagi Ukraina untuk memenangkan perang, Trump mengatakan:

"Saya pikir ini adalah kepentingan terbaik AS untuk menyelesaikan perang ini dan menyelesaikannya - menegosiasikan sebuah kesepakatan karena kita harus menghentikan semua nyawa manusia yang dihancurkan."

Trump dalam kesempatan itu juga mengatakan, Kamala Harris gagal mengamankan perdamaian setelah dikirim untuk bernegosiasi dengan para pemimpin Ukraina dan Rusia.

"Saya katakan di awal debat ini, Anda akan mendengar banyak kebohongan dari orang ini. Dan itu adalah satu lagi," kata Harris ketika ditanya moderator apakah ia telah bertemu dengan Presiden Rusia Vladimir Putin.

Harris mengatakan dirinya telah bertemu dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky beberapa kali.

"Kenyataannya, ini adalah tentang berdiri sebagaimana seharusnya Amerika, sebagai pemimpin yang menjunjung tinggi aturan dan norma internasional. Sebagai pemimpin yang menunjukkan kekuatan, memahami bahwa aliansi yang kita miliki di seluruh dunia bergantung pada kemampuan kita untuk menjaga teman-teman kita dan tidak memihak pada musuh-musuh kita karena Anda mengagumi orang kuat, alih-alih peduli pada demokrasi. Dan itulah yang dipertaruhkan di sini," tandas Wapres Harris.