BPBD Larang Wisatawan Masuki Jalur Pendakian Gunung Tangkuban Perahu

BANDUNG BARAT- Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bandung Barat melarang wisatawan untuk sementara waktu memasuki jalur pendakian Sukawana yang menuju Gunung Tangkuban Perahu, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat, sebagai imbas kebakaran area hutan yang terjadi pada Rabu (4/9).

Kepala Pelaksana BPBD Bandung Barat, Meidi menyatakan bahwa penutupan sementara perlu dilakukan demi keselamatan para pengunjung di area tersebut hingga dipastikan benar-benar aman untuk dilalui.

"Demi keselamatan warga dan pengunjung atau pendaki maka kami tutup sementara jalur ini kurang lebih dua minggu tapi harus melihat situasi dan kondisinya seperti apa," kata Meidi dilanir ANTARA, Senin, 9 September.

Meidi mengungkapkan saat melakukan proses pemadaman, pihaknya mendapatkan kesulitan sebab area tersebut sulit dijangkau oleh mobil pemadam.

Pihaknya berhasil memadamkan area kebakaran seluas 5 hektare ini dengan dibantu oleh personel gabungan yang terdiri dari unsur BPBD, TNI-Polri, Dinas Pemadam hingga relawan selama 30 jam lebih.

"Titik api sudah tidak ada karena kemarin di lokasi itu turun hujan deras. Pemadaman memang manual, tapi terbantu hujan," kata dia.

Sementara itu, Kepala Seksi Konservasi Wilayah IV Purwakarta Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Jawa Barat, Vitriana Yulalita mengatakan dugaan sementara penyebab kebakaran tersebut dari aktivitas pengunjung.

"Jadi hasil pemantauan di lokasi oleh BPBD dan BBKSDA selama upaya pemadaman, dimungkinkan sumber api penyebab kebakaran berasal dari aktivitas pengunjung," kata Vitriana.

Salah satu indikasinya, kata dia, ada bekas-bekas aktivitas pengunjung di sekitar lokasi kebakaran tersebut. Kendati demikian, penyebab pasti kebakaran perlu dipastikan lebih lanjut.

"Memang ada bekas-bekas aktivitas pengunjung di sekitar lokasi kebakaran. Tapi beruntung sekarang kondisinya sudah basah, karena hujan beberapa kali turun," katanya.

Mayarakat maupun wisatawan diminta selalu waspada dan tidak membakar apapun karena dapat berpotensi terjadinya kebakaran hutan saat di tengah musim kemarau.

"Kemudian kami pasang papan informasi yang melarang pengunjung yang datang di kawasan dalam menyalakan atau penggunaan api," kata dia.