Kementerian ESDM Targetkan Bandan Organisasi Nuklir Terbentuk Tahun Ini

JAKARTA - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) melalui Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE), Eniya Listiani Dewi menargetkan Badan Organisasi Nuklir atau Nuclear Energy Program Implementation Organization (NEPIO) bisa terbentuk di tahun ini.

Dikatakan Eniya, nantinya organisasi ini akan menjadi pengawas perkembangan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN).

"Kita minggu depan akan berkomitmen di IAEA, di Vienna, bahwa kita akan membentuk NEPIO," ujar Eniya dalam Media Gathering di Jakarta, Senin, 9 September.

Eniya menjelaskan, nantinya organisasi ini akan diketuai secara langsung oleh Presiden. Organisasi ini juga akan memiliki kelompok kerja (pokja) yang akan mengidentifikasi perencanaan tapak dan pembangunan PLTN, masalah keamanan, hukum dan sebagainya.

"Ini tugas saya untuk bisa menghadirkan NEPIO secepat ini. InsyaAllah tahun ini kalo kita sudah statement di IAEA lalu akan kita lanjut untuk meekonstruksi NEPIO seperti apa," sambung Eniya.

Ia menyebut, pembentukan NEPIO bukanlah suatu kewajiban bagi negara yang ingin memiliki PLTN , namun hal ini menjadi penting bagi Indonesia karena pembangunan PLTN akan memakan waktu yang cukup lama dan tidak selesai dalam 1 periode pemerintahan.

"Pembangunannya pasti akan memakan jangka waktu tidak 1 periode ya, tapi 2 periode ya, at least baru masuk on grid itu 2032. Jadi masih 9 tahun ke depan," kata Eniya.

Eniya juga belum memaparkan di mana letak tapak PLTN pertama di Indonesia. Namun ia memastikan saat ini pihnya masih melakukan pembahasan.

"Nuklir masuk di tahun 2032. Sebanyak 250 megawatt. Tapaknya di mana masih dibahas, ya," pungkas Eniya.

Hadir dalam kesempatan yang sama, Kepala Balai Besar Survei dan Pengujian Ketenagalistrikan EBTKE Harris Yahya menegaskan keberadaan NEPIO memang sangat dibutuhkan di Indonesia karena belum memiliki pengalaman membangun dan mengoperasikan PLTN.

"Indonesia memang butuh satu organisasi yang melakukan pengawalan itu secara terintegrasi, nah itulah dibutuhkan NEPIO. Organiasi pelaksanaan nuklir, mungkin untuk PLTN yang pertama dan kedua lah," pungkas Harris.