Respons Gerakan 'Tusuk 3 Pasangan', Pramono Yakin Pilihan Golput Menurun
JAKARTA - Bakal cagub Jakarta, Pramono Anung merespons gerakan 'tusuk 3 pasangan' dari pendukung mantan Gubernur Jakarta Anies Baswedan.
Pramono meyakini pilihan golput akan menurun saat hari pencoblosan Pilkada pada 27 November 2024 mendatang.
Pramono mengatakan, jika tidak ada keputusan Mahkamah Konstitusi (MK) dirinya dan Rano Karno pasti tidak bisa maju mencalonkan diri sebagai cagub dan cawagub Jakarta.
"Saya jujur sebenarnya sudah banyak yang mendorong dari kemarin untuk maju, tapi saya kan tidak mau. Dan secara terbuka teman-teman pasti sudah melihat saya tidak mau," ujar Pramono di Jakarta Selatan, Sabtu, 7 September.
"Tetapi karena amanah itu diberikan, saya dan bang Doel maju, maka tidak ada kata setengah hati lagi," sambungnya.
Atas putusan MK tersebut, lanjutnya, pasangan calon gubernur dan wakil gubernur akhirnya bisa diikuti oleh tiga pasangan calon.
"Dan pilihan untuk golput, saya yakin seyakin-yakinnya ini akan menurun tajam. Jadi kemarahan publik ini hanya temporary," kata Pram.
Baca juga:
Pram menuturkan, ketika dirinya dan Rano 'Doel' Karno berkeliling dan terpilih Cak Lontong sebagai ketua tim pemenangan maka kontestasi Pilkada Jakarta 2024 akan dijalani dengan riang gembira.
"Pemilihan cak Lontong ini kan bagian dari branding, karena kami berkeinginan politik gembira ria. Menampilkan cak Lontong, dan yang bisa diterima semua masyarakat, kelompok, dan lainnya. Apalagi saya sudah sampai ke bang Doel, pokoknya kita mau tampil di mana aja, apa adanya," tuturnya.
"Nggak usah pakai yang terlalu gimmick, yang terlalu bersolek, nggak usah. Karena realita permasalahan di Jakarta itu adalah permasalahan ril yang dihadapi sehari-hari di masyarakat Jakarta. Itu lah yang harus diselesaikan siapapun yang akan jadi pemimpin itu," pungkas Pram.