Proyeksi Pilkada Jakarta Berpotensi Dua Putaran, Ridwan Kamil Harus Bekerja Keras

JAKARTA – Kepala Peneliti Political Strategy Group (PSG), Ahsan Ridhoi, memproyeksikan Pilkada Daerah Khusus Jakarta (DKJ) kemungkinan besar akan berlangsung dalam dua putaran, dengan tiga calon gubernur yang bersaing ketat. Ahsan mengungkapkan pengalaman serupa terjadi pada Pilkada 2017, di mana tiga pasang kandidat juga memaksa pemungutan suara diadakan dalam dua putaran.

Dalam rilis survei yang diselenggarakan di kawasan Kebon Sirih, Ahsan menjelaskan hasil survei menunjukkan Anies Baswedan mendominasi dengan dukungan 39 persen responden, diikuti oleh Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok dengan 22 persen, dan Ridwan Kamil di posisi ketiga dengan 15 persen.

“Warga Jakarta cenderung menginginkan mantan gubernur mereka, baik Anies maupun Ahok, untuk kembali memimpin. Hal ini berkorelasi dengan tingkat kepuasan mereka selama masa jabatan keduanya,” ujarnya.

Meskipun Ridwan Kamil memiliki basis pendukung, Ahsan menegaskan bahwa pemilih loyal Ridwan Kamil di Jakarta relatif kecil bila dibandingkan dengan Anies dan Ahok. Sebanyak 20 persen populasi Jakarta diketahui menjadi pendukung Ridwan Kamil, namun hanya 19 persen yang dipastikan setia mendukungnya.

Ahsan juga menyebutkan bahwa pemilih di Jakarta kemungkinan akan mengalami tekanan psikologis elektoral karena baik Anies maupun Ahok telah batal maju dalam Pilkada yang dijadwalkan pada 27 November. Hal ini membuka peluang besar bagi Pilkada Jakarta untuk kembali berlangsung dalam dua putaran.

Setelah pengumuman resmi calon gubernur dan wakil gubernur Ridwan Kamil-Suswono, Pramono-Rano, serta Dharma-Kun, terdapat indikasi bahwa suara pendukung Anies dan Ahok akan beralih ke Ridwan Kamil. Namun, potensi pergeseran suara dari pemilih Anies hanya sebesar 47 persen, lebih sedikit dibandingkan dengan pemilih Ahok yang beralih ke RK sebesar 58 persen.

Ahsan juga menekankan pentingnya strategi kampanye yang lebih solid dari para kandidat. Pramono-Rano, misalnya, tidak bisa mengandalkan popularitas figur imajinatif seperti “Si Doel” semata. Selain itu, RK-Suswono juga diingatkan untuk lebih memahami aspirasi warga Jakarta, terutama terkait kebutuhan hunian yang menjadi perhatian besar pemilih.

PSG menyimpulkan bahwa RK-Sus dan Pram-Rano memiliki tugas berat untuk menarik dukungan dari basis pemilih Anies dan Ahok. Ahsan bahkan menyarankan bahwa kampanye mereka dapat memperoleh keuntungan signifikan jika salah satu dari mereka berhasil merayu Anies menjadi juru kampanye utama. Hal ini, katanya, bisa mengubah peta politik Pilkada Jakarta secara drastis.