Hati-Hati! Banyak Virus Malware Menyamar Jadi Aplikasi Android!
JAKARTA - Selalu ada celah untuk keamanan digital. Dan baru-baru ini, peneliti keamanan smartphone Zimperium menemukan keberadaan malware yang cukup canggih sehingga mampu menyaru sebagai pembaruan sistem Android.
Malware tersebut ditemukan pada paket “Pembaruan Aplikasi” yang muncul pada layar pengguna. Anehnya, alih-alih diperbarui melalui Google Play, pengguna malah dialihkan menuju halaman lain untuk kemudian memasangnya melalui pihak ketiga.
Jika terpasang, aplikasi ini akan menyembunyikan malware. Program berbahaya tersebut bertugas mengirimkan data dari perangkat korban ke server tujuan.
Peneliti dari Zimperium yang menemukan aplikasi berbahaya tersebut mengungkapkan bahwa malware mampu mencuri berbagai data pada perangkat. Seperti pesan, kontak, informasi ponsel, halaman yang disimpan pada aplikasi browser, history pencarian, rekaman panggilan.
Tak hanya itu, malware juga bisa menggunakan mikrofon untuk merekam suara serta mengaktifkan kamera untuk mengambil gambar. Malware tersebut juga bertugas melacak lokasi pengguna, mencari file dokumen dan mengambil data salinan dari perangkat.
Ketimbang malware lain yang pernah ditemukan, jenis baru ini juga diakui mampu menyembunyikan dirinya lebih baik. Dengan cara mengurangi konsumsi data. Alih-alih mengirimkan data berukuran besar, malware ini hanya mengunggah file dalam bentuk thumbnail.
Baca juga:
Target Mudah
CEO dari Zimperium, Shridhar Mittal mengungkapkan bahwa malware tersebut kemungkinan besar merupakan bagian dari serangan yang tertarget. Menurutnya, program malware tersebut merupakan yang paling canggih yang pernah ditemui.
“Menurut saya, butuh waktu lama dan usaha besar untuk membuat aplikasi ini itu. Kami pun yakin bahwa ada aplikasi sejenis di luar sana, dan kami berupaya sebaik mungkin untuk menemukan secepatnya,” ungkap Shridhar dilansir dari TechCrunch, Senin, 29 Maret.
Mengelabui pengguna agar memasang aplikasi berbahaya adalah hal yang mudah dan efektif untuk menguasai perangkat korban. Oleh karena itu, sistem operasi Android pun selalu mengingatkan pada pengguna untuk tidak memasang aplikasi pihak ketiga selain dari Play Store.
Namun, akibat perangkat Android lawas tak lagi mampu menjalankan versi aplikasi terbaru, akhirnya memaksa pengguna untuk mengandalkan layanan toko aplikasi selain Play Store.
Padahal, menurut temuan Mittal, aplikasi berbahaya biasanya tidak pernah dipublikasikan pada Play Store. Biasanya, aplikasi sejenis bisa ditemukan pada penyedia aplikasi lain.