Korban KDRT di Cilincing Kabur Ketakutan Dicari Suaminya yang Punya Relasi di Kepolisian
TANGERANG – Nurul Hidayanti (28) korban kekerasan yang diduga dilakukan suaminya, Wakidi (48) masih bersembunyi di sebuah tempat yang dianggapnya aman. Belum diketahui sampai kapan Nurul bersembunyi, yang pasti wanita kelahiran Pemalang itu merasa ketakutan terhadap suaminya.
Nurul mengaku tidak ingin memberikan alamat, karena khawatir suaminya datang menemuinya dan melakukan kekerasan terhadapnya.
Dalam pelariannya, Nurul membawa anaknya yang masih berusia 5 tahun. Kepada VOI, Nurul mengaku tidak ingin memberikan alamat dia bersembunyi. Sebab saat ini ia merasa tempat yang disinggahinya cukup aman dan tak akan diketahui suaminya.
“Saya benar-benar takut. Mohon maaf saya tidak bisa sampaikan lokasi saya bersembunyi,” kata Nurul saat berbincang dengan VOI, Kamis, 29 Agustus.
Saat ditanya bagaimana progres laporannya di kepolisian, Nurul merasa seperti jalan di tempat.
“Sampai sekarang polisi masih diam saja, sedangkan suami saya sekarang lagi mencari saya dan anak,” aku Nurul.
Sementara itu, Kanit PPA Polres Metro Jakarta Utara AKP Girhat Sijabat mengatakan bila pihaknya akan menindaklanjuti laporan Nurul.
“Itu baru laporan, nanti kita undang dulu korbannya untuk melakukan klarifikasi. Nanti lah kita analisa dulu fakta-faktanya,” kata Girhat saat dikonfirmasi, Kamis, 29 Agustus.
Baca juga:
Saat ditanya kapan waktu pemanggilannya, Girhat enggan menyebut. Ia hanya memastikan bila pihaknya akan melakukan pemanggilan terhadap Nurul Hidayanti.
“Ya, nanti kita agendakan dulu lah, kita agendakan pemeriksaannya,” ucapnya.
Sekali lagi, ditanya terkait undangannya terhadap korban, Girhat kembali tak dapat menjawab. Ia hanya menyebut akan menjadwalkan.
“Kita agendakan secepatnya,” singkatnya.
Nurul Hidayanti (28) melaporkan suaminya, Wakidi (48) atas dugaan Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) yang dilakukan di salah satu kafe di Jalan Manunggal, Cilincing, Jakarta Utara.
Akibat kekerasan yang dilakukan suaminya, wajah Nurul berlumur darah, babak belur setelah dipukuli dan dilempar handphone.
Aksi kekerasan yang dialami Nurul bukan sekali saja, ia mengaku sudah berkali-kali. Bahkan Nurul mengatakan bila sang suami, Wakidi kerap memukul sejak 2019 meski masalahnya sepele.
Nurul melaporkan suaminya pada 24 Agustus lalu. Laporan Nurul diterima dengan nomor kepolisian, LP/B/1291/VIII/2024/SPKT/POLRES METRO JAKUT/POLDA METRO JAYA.
Diceritakan, Nurul pernah dipukul suaminya di depan para petugas kepolisian. Nurul merasa sang suami memiliki kedekatan khusus dengan anggota polisi, terkait erat dengan bisnisnya, dugaan solar ilegal.