Pejabat Gedung Putih Pastikan Amerika Serikat Bela Israel Jika Diserang oleh Iran
JAKARTA - Juru bicara keamanan nasional Gedung Putih John Kirby mengatakan pada Hari Selasa, Amerika Serikat tetap berkomitmen untuk membela Israel untuk setiap serangan Iran, di sisi lain berharap tercapainya kesepakatan gencatan senjata konflik di Jalur Gaza, Palestina.
Kirby mengatakan kepada Channel 12 Israel, sulit untuk memprediksi kemungkinan terjadinya serangan (Israel), namun Gedung Putih menanggapi pernyataan-pernyataan Iran dengan serius.
"Kami percaya mereka (Iran) masih dalam posisi dan siap untuk melancarkan serangan jika mereka ingin melakukannya, itulah sebabnya kami memiliki postur kekuatan yang ditingkatkan di wilayah tersebut," katanya, melansir Reuters 28 Agustus.
"Pesan kami kepada Iran konsisten, telah dan akan tetap konsisten. Pertama, jangan lakukan itu. Tidak ada alasan untuk meningkatkan hal ini. Tidak ada alasan untuk memulai semacam perang regional habis-habisan. Dan nomor dua, kami akan siap untuk membela Israel jika hal itu terjadi," urainya.
Iran diketahui telah bersumpah akan memberikan respons keras terhadap pembunuhan pemimpin Hamas Ismail Haniyeh, yang terjadi ketika ia mengunjungi Teheran akhir bulan lalu dan yang dituduhkan kepada Israel. Israel tidak mengkonfirmasi atau membantah keterlibatannya.
Negeri Paman Sam diketahui memiliki dua kelompok tempur kapal induk di Timur Tengah, serta skuadron jet tempur F-22.
Kirby mengatakan, pasukan itu akan tetap ada "selama kami merasa perlu mempertahankannya untuk membantu mempertahankan Israel dan mempertahankan pasukan serta fasilitas kami sendiri di wilayah tersebut."
Namun, ia tetap optimis akan kemungkinan tercapainya kesepakatan gencatan senjata Gaza untuk mengakhiri perang yang telah berlangsung selama 10 bulan dan mengembalikan 108 sandera Israel yang tersisa, dengan mengatakan prosesnya telah berjalan dengan "konstruktif" dan ia menantikan lebih banyak lagi perundingan di Doha dalam beberapa hari ke depan.
Kirby menolak untuk menyalahkan salah satu pihak atas kebuntuan ini, dengan mengatakan kesepakatan akan membutuhkan kompromi dan kepemimpinan dari Israel dan Hamas.
Baca juga:
- Menlu Rusia Lavrov: Kami Menegaskan Sekali Lagi, Bermain Api Sangat Berbahaya
- Kim Jong-un Tinjau Uji Coba Peluncur Roket Ganda Korea Utara dengan Sistem Pemandu Baru
- Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky: Wilayah Kursk Bagian dari Rencana Kemenangan Kami
- Singgung Penahanan Pavel Durov, Khamenei Iran: Perlu Ada Undang-undang untuk Mengatur Dunia Maya
"Kedua belah pihak masih terlibat dan itu adalah hal yang baik," katanya.
"Fakta bahwa kita telah melangkah ke tingkat yang lebih tinggi dengan adanya kelompok-kelompok kerja di Doha, itu bukan hal yang buruk. Itu berarti bahwa kedua belah pihak masih berbicara. Ini berarti masih ada harapan bahwa kita dapat menyelesaikan beberapa detail terakhir dan bergerak maju," urai Kirby.
"Hamas masih diwakili dalam diskusi kelompok kerja ini dan itu adalah hal yang baik. Tidak ada yang keluar sama sekali dari proses ini," tandasnya.