Bos Vale Optimistis Target Produksi 70.800 Ton Nikel Tercapai Tahun Ini
JAKARTA - Presiden Direktur PT Vale Indonesia Tbk (INCO) Febriany Eddy mengaku percaya dir target produksi nikel pada tahun 2024 bisa mencapai target 70.900 ton di akhir tahun.
Febriany mengatakan, sejauh ini produksi nikel INCO berjlan dengan baik sesuai dengan rencana perusahaan. Hingga semester I 2024, Vale mencatat produksi nikel mencapai 34.800 ton.
"Ini sekitar ya memang sudah sesuai target kita dan kita sekarang on track dan cukup yakin bisa mendeliver target tahunan kita di 70.800," ujarnya dalam Mining Zone yang dikutip Sabtu, 24 Agustus.
Lebih lanjut Febriany mengatakan saat ini perusahaannya terus melakukan berbagai upaya gar proses produksi nikel tetap berjalan secara efektif di tengah fluktuasi harga nikel. Salah satu langkah yang dilakukan adalah dengan kolaborasi dengan semua departemen dalam PT Vale.
"Cost Discipline itu sudah menjadi bagian dari keseharian kita. Karena memang nikel dari dulu ya, ini komoditas yang sangat fluktuatif. Sehingga memang Cost Discipline dan Agility untuk menyesuaikan dengan kondisi harga itu sangat penting," kata dia.
Di sisi lain, lanjut di Vale juga melakukan efisiensi produksi melalui plant shutdown atau penghentian sementara operasi pabrik dan penambahan stok bijih yang dikeringkan secara alami.
Sementara itu, terkait fluktuasi harga nikel, Febriany mengatakan, pihaknya menyadari ada fluktuasi harga nikel di sepanjang tahun 2024. Ia mencontoh pada Mei lalu, harga nikel dunia sempat menembus 20.000 dolar AS per ton dan saat ini kembali berangsur-angsur mengalami penurunan.
Baca juga:
"Tentu ya, sebagai perusahaan komoditas harga kita kan, harga jual kita ini mengikuti suatu formula yang link dengan harga nikel dunia. Jadi tentu sangat sensitif ya, perubahan harga nikel dunia akan berpengaruh pada pendapatan dan kinerja kita," sambung Febriany.
Namun demikian, ia mengaku pihaknya tetap meyakini jika harga nikel dunia tidak bisa dikontrol oleh perusahaan .
"Memang kita tidak bisa kontrol karena mengikuti harga dunia, tetapi untuk biaya bisa kita kontrol. Jadi fokus kita selalu adalah bagaimana bisa memproduksi dengan efisien dan efektif," pungkas dia.