Bahlil Lahadalia Dipastikan Terpilih Jadi Ketua Umum Golkar secara Aklamasi

JAKARTA - Kader Partai Golkar sekaligus Menteri ESDM, Bahlil Lahadalia dipastikan terpilih menjadi ketua umum Partai Golkar secara aklamasi pada Musyawarah Nasional (Munas) yang akan digelar di DPP Partai Golkar, pada 20 Agustus mendatang.

"Tanpa mendahului takdir Tuhan, insyaallah pada Munas yang akan dilakukan pada tanggal 20 besok dipastikan Bahlil Lahadalia terpilih secara aklamasi," ujar Ketua Dewan Pembina Bappilu Partai Golkar, Idrus Marham kepada wartawan di Menteng, Jakarta Pusat, Senin, 19 Agustus.

Idrus mengungkapkan, muncul berbagai sorotan bahwa aklamasi merusak tatanan demokrasi. Bahkan kata dia, elite Golkar juga ada yang mengatakan bahwa tradisi aklamasi di Partai Golkar telah merusak nilai-nilai kebesaran Partai berlambang pohon beringin itu.

Mantan Sekjen Partai Golkar itu menekankan, sistem demokrasi Indonesia memiliki ciri kekeluargaan, kegotong royongan dan juga ada kemufakatan. Oleh sebab itu menurutnya, proses pengambilan keputusan di Partai Golkar akan dilaksanakan sebagaimana sila ke-4 yakni 'Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan'.

Idrus menegaskan, sepanjang pemilihan Ketum Golkar bisa dilakukan secara musyawarah mufakat tentu itu yang harus didahulukan. Dan apabila kemufakatan tidak bisa diambil, kata dia, baru akan dilakukan voting.

"Sehingga kesimpulan aklamasi merupakan racun, perusak nilai demokrasi, saya kira perlu diskusi panjang dengan ahli ketatanegaraan," tegas Idrus.

Sebelumnya, Politisi Partai Golkar Nusron Wahid mengatakan Bahlil Lahadalia dipastikan menjadi calon tunggal ketua umum Partai Golkar pada Munas yang akan digelar pada 20 Agustus mendatang.

"Sejauh ini iya. Gitu aja," ujar Nusron di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Jumat, 16 Agustus.

Bahkan saat disinggung soal aklamasi, Nusron menjawab sejauh ini informasi tersebut benar adanya. "Sejauh ini, iya," katanya.

Nusron mengaku setuju-setuju saja jika memang Bahlil menjadi calon tunggal Ketum Golkar.

"Ya oke-oke aja. Kalau sudah keputusan ya oke, kalau sudah disepakati mayoritas ok gitu aja," pungkasnya.